Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Truk Obesitas Masih Marak di Tol, Ini Sebabnya!

Pengusaha truk mnyebut saat ini memang belum ada pengawasan truk ODOL di jalan tol, terutama yang berada di kawasan padat penduduk seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Truk sarat muatan melintasi jalur lintas Sumatra Timur di Kayu Agung, Ogan Komering Ilir, Jumat (3/5/2019)./Bisnis-Tim Jelajah Infrastruktur Sumatra 2019-Abdullah Azzam.
Truk sarat muatan melintasi jalur lintas Sumatra Timur di Kayu Agung, Ogan Komering Ilir, Jumat (3/5/2019)./Bisnis-Tim Jelajah Infrastruktur Sumatra 2019-Abdullah Azzam.

Bisnis.com, JAKARTA – Pengusaha truk menyebut faktanya truk kelebihan muatan dan dimensi atau over dimension overload (ODOL) masih marak di jalan, termasuk di jalan tol antara Pelabuhan Tanjung Priok hingga tol Purbaleunyi.

Padahal, pada awal tahun, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah menegaskan tidak ada satupun truk ODOL yang boleh melalui jalur tersebut supaya arusnya tetap lancar dan tidak menimbulkan kecelakaan.

Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengatakan penerapan zero ODOL atau tanpa truk obesitas ini masih dalam perdebatan. Pasalnya, Kemenhub mencanangkan target zero ODOL di tol Jakarta Cikampek tetapi realisasinya tidak jelas.

"Menteri Perhubungan [Budi Karya Sumadi] mengatakan bahwa tidak ada truk ODOL melintas di jalan tol Jakarta-Cikampek, tapi bicara mengenai suatu ketentuan itu kalau tidak dipersiapkan alatnya tidak mungkin," katanya kepada Bisnis, Rabu (4/11/2020).

Lebih lanjut, dia menegaskan saat ini tidak ada alat kontrol kendaraan masuk tol itu kelebihan muatan atau tidak. Walhasil, truk ODOL masih melalui jalur tol yang dicanangkan bebas ODOL pada 2020 ini tersebut.

Adapun selama ini pengecekan truk kelebihan muatan dan dimensi dilakukan melalui jembatan timbang. Akibatnya, tanpa jembatan timbang tidak ada alat untuk mengukurnya, termasuk yang disebut dengan Weight in Motion (WIM), alat yang dapat mengukur berat sambil kendaraan berjalan.

"Orang lewat saja begitu tanpa pemeriksaan. Jadi, ya artinya keinginan menteri dalam hal ini belum terlaksana," ungkapnya.

Gemilang menjelaskan pada dasarnya alasan jalan tol Japek dilarang dilalui truk ODOL karena tingkat kepadatan volume kendaraan yang demikian parah.

"Truk ODOL jadi sangat mengganggu, ya sekarang masih sama tidak kondisinya, truk ODOL mengganggu tidak. Kalau pandemi itu volume lalu lintas juga turun jadi ya bisa disimpulkan, inilah yang terjadi," urainya.

Menurutnya, saat ini memang belum ada pengawasan truk ODOL di jalan tol terutama yang berada di kawasan padat penduduk seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat.

"Kami sebetulnya berkeinginan untuk tidak overload, tapi pemilik barang memaksakan kami, mau angkut tidak, begitu saja dia bilang sama kami. Ya kalau kami lihat di jalan masih bisa, masih jalan terus begini truk ODOL," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper