Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia sebagai negara beriklim tropis memiliki curah hujan dengan frekuensi sambaran petir tinggi atau mencapai 40 sambaran/km2/tahun telah mendorong inovasi penangkal petir tower transmisi yang mumpuni.
Salah satu inovasi produk penangkal petir itu dikembangkan oleh Djoko Darwanto, Founder PT Tesla Daya Elektrika (PT TDE). Dalam pengembangannya, dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB ini dibantu tim, termasuk Gumilang Dewananta (CEO) Achmad Arbi (CTO), dan M. Fattah Aziiz (CFO).
Produk Tesla Daya Elektrika itu berupa isolated ground shield wire (IGSW) untuk melindungi tower transmisi dari sambaran petir sehingga mengurangi kerugian PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan konsumen dari PLN.
Djoko menjelaskan ground shield wire (GSW) atau kawat tanah merupakan konduktor yang disertakan di atas saluran untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Permasalahan muncul ketika petir menyambar kawat tanah.
Kondisi pemasangan saat ini, kawat tanah di satukan dengan konstruksi tower maka ketika arus petir mengalir di kawat tanah, kenaikan tegangan juga akan terjadi di lengan tower. Kenaikan tegangan yang sangat tinggi mengakibatkan terjadinya back-flashover dari lengan tower ke kawat fasa.
“Prinsip utama dari Isolated Ground Shield Wire (IGSW) adalah melindungi tower transmisi tegangan tinggi dari arus petir yang mengalir ke konstruksi tower, baik dari sambaran pada kawat tanah pelindung maupun dari sambaran langsung pada tower transmisi,” kata Djoko seperti dikutip dari situs BPPT, Rabu (4/11/2020).
Baca Juga
Hal tersebut dilakukan dengan cara memisahkan kawat tanah pelindung dan sistem pentanahan secara keseluruhan dari konstruksi tower sehingga konstruksi tower tidak akan mengalami kenaikan tegangan saat terjadi sambaran petir.
Djoko memastikan IGSW buatan Tesla Daya Elektrika dapat bersaing dengan produk impor dengan harga yang jauh lebih terjangkau dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri mencapai 70%.
PENDANAAN STARTUP
Tesla Daya Elektrika dengan produk IGSW memperoleh pendanaan program Startup (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi) pada 2017, dan pada 2019 memperoleh pendanaan Scale-up (Perusahaan Lanjutan Berbasis Teknologi). Pendanaan ini memberikan akses modal yang lebih besar untuk Tesla Daya Elektrika sehingga bisa menyelesaikan beberapa proyek dengan user, terutama menyelesaikan proyek pemasangan di beberapa wilayah seperti Bangka, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kupang, Cirebon.
PT TDE hingga akhir 2019 mendapatkan revenue mencapai Rp16,7 miliar. Sejak menjalankan bisnis dari 2017 sampai dengan 2020, sudah terpasang sebanyak 480 tower di seluruh Indonesia. Jumlah pemasangan sebanyak 400 pada tower tegangan tinggi, dan 80 pemasangan pada tower tegangan menengah.
Pada saat pandemi ini, operasional setiap perusahaan pasti terganggu. termasuk PT TDE, kondisi ini disiasati dengan menjaga revenue setidaknya 25% dari revenue pada 2019 supaya tetap surplus di masa pandemi. Saat ini, PT TDE sedang fokus untuk mengembangkan beberapa model bisnis untuk persiapan 2021 dengan harapan akan semakin kuat dan bertahan dalam kondisi apapun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
