Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Oktober Masih Kontraksi, Kemenperin : Good News!

IHS Markit mengeluarkan angka Purchasing Manager's Index (PMI) per Oktober. Di antaranya beberapa negara, Indonesia bukan negara yang tercepat dalam perbaikan kondisi akibat pandemi Covid-19.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa guna mendorong pertumbuhan industri nasional, terdapat tiga pilar utama yang harus menjadi perhatian, yaitu investasi, teknologi, dan SDM./Kemenperin
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa guna mendorong pertumbuhan industri nasional, terdapat tiga pilar utama yang harus menjadi perhatian, yaitu investasi, teknologi, dan SDM./Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA - IHS Markit mengeluarkan angka Purchasing Manager's Index (PMI) per Oktober. Di antaranya beberapa negara, Indonesia bukan negara yang tercepat dalam perbaikan kondisi akibat pandemi Covid-19.

Negara yang mengalami perbaikan paling cepat adalah Vietnam dengan angka PMI berada di atas level 50,0 selama 2 bulan berturut-turut Performa tersebut menunjukkan perbaikan kondisi produksi di sektor manufaktur Vietnam. Pendorong utamanya diduga datang dari berhasilnya pemerintah Vietnam dalam membendung penyebaran Covid-19.

"Aspek yang paling menggembirakan dari survei terakhir adalah kembalinya pertumbuhan serapan tenaga kerja pertama kalinya sejak sebelum pandemi terjadi. Performa positif di ujung tahun dapat mempersiapkan perekonomian Vietnam dengan baik untuk masa perbaikan yang lebih kuat pada 2021," kata DIrektur IHS Markit Andrew Harker dalam keterangan resmi, Senin (2/11/2020).

Andrew menilai berhasilnya penanganan Covid-19 membuat permintaan di pasar Vietnam meningkat. Alhasil, pabrikan mulai kembali merekrut tenaga kerja untuk mengimbangi peningkatan permintaan domestik.

Sementara itu, Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw mencatat PMI Indonesia naik tipis 60 basis poin (bps) ke level 47,8 per Oktober 2020. Dengan kata lain, sektor manufaktur Indonesia telah mengalami masa kontraksi selama 7 dari 10 bulan terakhir.

"Produsen barang Indonesia [per Oktober] mengurangi kapasitas dan investasi agar dapat terus bertahan. Jumlah karyawan, pembelian bahan baku, dan inventaris semuanya terus dikurangi pada Oktober," katanya.

Bernard berujar setidaknya ada tiga hal yang membuat PMI Indonesia masih berada di kondisi kontraksi, yakni permintaan yang lemah, biaya tambahan yang naik, dan pembatasan terkait Covid-19 yang terus berlanjut. Menurutnya, penanganan pandemi Covid-19 dan ketersediaan vaksin yang efektif menjadi kunci peningkatan permintaan pada bulan-bulan ke depan.

Adapun penurunan permintaan membuat pabrikan harus menyesuaikan jumlah tenaga kerja untuk menjaga beban produksi. Alhasil, penurunan serapan tenaga kerja terjadi selama 8 bulan berjalan.

Di samping itu, harga bahan terus naik hingga Oktober. Menurutnya, kenaikan harga bahan baku tersebut didorong oleh beberapa sektor seperti logam dasar, bahan kimia, plastik, dan beberapa bahan pangan. "Meski demikian, perusahaan mengurangi harga jual mereka, menandai penurunan pertama pada biaya barang jadi sejak Maret 2020," katanya.

Terpisah, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai peningkatan PMI Indonesia pada awal kuartal IV/2020 merupakan hal yang baik. Menurunya, performa sektor manufaktur per Oktober cukup terpengaruhi oleh penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara penuh di beberapa daerah.

"Walaupun kenaikan tipis, [ini] good news di saat outlook akibat PSBB masih belum memuaskan. Artinya, kepercayaan [pelaku industri] tetap tinggi, plus ada beberapa hal yang membuat industri-industri terkait wait and see," katanya kepada Bisnis.

Agus masih enggan menjelaskan beberapa hal yang dimaksud. Namun, performa sektor manufaktur pada November-Desember dinilai dapat menjadi acuan apakah perbaikan kondisi manufaktur nasional benar-benar terjadi.

Oleh karena itu, ujarnya, upaya untuk menaikkan daya beli masyarakat menjadi sangat penting. Agus menilai perbaikan daya beli akan meningkatkan kepercayaan diri pelaku industri untuk melakukan ekspansi dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper