Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Libur Panjang, Pusat Perbelanjaan Mulai Ramai Tapi ...

Kenaikan pengunjung diperkirakan mencapai 30 persen dibandingkan dengan Agustus, yang mana jumlah pengunjung hanya di kisaran 10 persen dari kondisi normal.
Sebelum dunia dilanda pandemi Covid-19, pusat perbelanjaan di Jakarta ramai dikunjungi. Ratusan pengunjung mal mencoba permainan Ice Skeating di Pondok Indah Mal Jakarta, Selasa (25/12/2019). /BISNIS-YAY
Sebelum dunia dilanda pandemi Covid-19, pusat perbelanjaan di Jakarta ramai dikunjungi. Ratusan pengunjung mal mencoba permainan Ice Skeating di Pondok Indah Mal Jakarta, Selasa (25/12/2019). /BISNIS-YAY

Bisnis.com, JAKARTA – Libur panjang yang berlangsung dari 28 Oktober - 1 November 2020 berhasil mendongkrak tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan di Tanah Air.

Namun, peningkatan tersebut ternyata tidak berbanding lurus dengan tingkat penjualan yang masih bergerak landai.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja, libur panjang berkontribusi meningkatkan kunjungan ke pusat perbelanjaan pada Oktober.

Kenaikan pengunjung diperkirakan mencapai 30 persen dibandingkan dengan Agustus, yang mana jumlah pengunjung hanya di kisaran 10 persen dari kondisi normal.

Sayangnya, peningkatan tersebut tidak berbanding lurus dengan tingkat penjualan yang diperkirakan hanya sekitar 20 persen dari kondisi normal akibat daya beli yang masih terpuruk.

"Ini fenomena yang berbeda. Kalau kondisi normal, tingkat kunjungan biasanya berbanding lurus dengan peningkatan penjualan. Pada masa pandemi [Covid-19), peningkatan tingkat kunjungan tidak serta merta menaikkan tingkat penjualan," kata Alphonzus kepada Bisnis, Jumat (30/10/2020).

Pelaku usaha pusat perbelanjaan, lanjut Alphonzus, telah menerapkan 2 program dasar sebagai strategi untuk menghadapi hal tersebut; pertama, melaksanakan protokol kesehatan secara ketat, disiplin, dan konsisten untuk membangkitkan kepercayaan diri masyarakat.

Strategi tersebut dinilai telah berhasil seiring dengan peningkatan angka kunjungan yang mengindikasikan telah terjadi pemulihan kepercayaan diri masyarakat untuk beraktivitas di pusat perbelanjaan.

Kedua, pelaku usaha pusat perbelanjaan membuat program-program promosi sehingga produk-produk dapat dijangkau oleh konsumen yang masih berhadapan dengan masalah penurunan daya beli.

Peritel, lanjutnya, mesti mampu melakukan inovasi produk, baik dengan memperkecil kemasan ataupun mencari alternatif bahan baku dengan harga lebih mura guna menekan biaya produksi.

"Para ritel harus bisa berinovasi agar harga bisa lebih terjangkau. Hanya itu yang bisa kita lakukan, tidak ada jalan lain," kata Alphonzus.

Sampai dengan akhir 2020, APPBI memprediksi tingkat penjualan tidak akan bergerak signifikan. Dia mengungkapkan tingkat penjualan di pusat perbelanjaan masih akan terus berada di posisi yang lemah dan kemungkinan baru mulai bergerak pada kuartal kedua atau ketiga tahun depan.

Adapun, untuk tingkat kunjungan diprediksi bisa melonjak hingga 50 persen dari kondisi normal sampai dengan akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper