Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakar Penerbangan Klaim Temukan Lokasi Jatuhnya Pesawat MH370

The Daily Mail melaporkan bahwa insinyur Victor Ianello dan timnya, yang berbasis di Amerika Serikat, mengumumkan penemuan itu di situs berita penerbangan, AirLive, awal pekan ini.
Penemuan puing pesawat diduga dari pesawat Malaysia Airlines MH370 di Pulau La Reunion/Reuters
Penemuan puing pesawat diduga dari pesawat Malaysia Airlines MH370 di Pulau La Reunion/Reuters

Bisnis.com, KUALA LUMPUR — Sekelompok pakar penerbangan percaya bahwa mereka telah menemukan lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH370, lebih dari 6 tahun setelah pesawat itu menghilang pada 8 Maret 2014.

The Daily Mail seperti dikutip dari www.nst.com.my, MInggu (25/10/2020) melaporkan bahwa insinyur Victor Ianello dan timnya, yang berbasis di Amerika Serikat, mengumumkan penemuan itu di situs berita penerbangan, AirLive, awal pekan ini.

Iannello adalah satu dari empat ahli yang pernah bekerja di studi lokasi kecelakaan. Bangkai pesawat tidak pernah ditemukan, dengan hanya beberapa pecahan yang terdampar di pantai pulau di barat Samudra Hindia.

Lannello meyakini bahwa Boeing 777 terbang 4.340 km melewati Indonesia, sebelum jatuh ke Samudra Hindia Selatan di dekat koordinat S34.2342 dan E93.7875, sekitar 2.070 km di lepas pantai Perth, Australia.

Seperti dikutip AirLive, dia mengatakan bahwa … pesawat berada dalam jarak 100 mil laut dari titik perkiraan terakhirnya.

Pakar penerbangan lainnya, Byron Bailey, mengatakan para penyelidik telah mencari di "tempat yang salah".

Dia mengklaim bahwa pencarian berada dalam jarak 30 km dari tempat dia memperkirakan bahwa puing-puing pesawat berada.

Bailey juga percaya bahwa pilot berusaha untuk membuang pesawat sejauh mungkin ke selatan sehingga puing-puing kecil dapat ditemukan.

Hilangnya MH370 saat dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing, dengan 239 orang di dalamnya, terus membingungkan para ahli, dan dianggap sebagai misteri terbesar industri penerbangan.

Operasi terakhir untuk menemukan pesawat berakhir pada Mei 2018, ketika perusahaan eksplorasi yang berbasis di Amerika Serikat, Ocean Infinity gagal menemukan pesawat tersebut setelah mencari lebih dari 112.000 km persegi di dasar laut selama 3 bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Zufrizal
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper