Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei BUMN : Imunitas UMKM Online Lebih Panjang 3 Bulan

Mandiri Institute dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merilis hasil survei yang menyatakan bahwa UMKM yang lebih dahulu masuk ke ranah online lebih kuat terutama dalam masa sulit seperti krisis akibat Pandemi Covid-19 saat ini.
Perubahan yang paling terlihat adalah kegiatan usaha atau bisnis. Pemasaran dan penjualan yang biasanya dilakukan secara konvensional saat ini dilakukan melalui berbagai saluran digital, seperti media sosial dan aplikasi belanja online. /IM2
Perubahan yang paling terlihat adalah kegiatan usaha atau bisnis. Pemasaran dan penjualan yang biasanya dilakukan secara konvensional saat ini dilakukan melalui berbagai saluran digital, seperti media sosial dan aplikasi belanja online. /IM2

Bisnis.com, JAKARTA — Mandiri Institute dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merilis hasil survei yang menyatakan bahwa UMKM yang lebih dahulu masuk ranah online lebih kuat terutama dalam masa sulit seperti krisis akibat Pandemi Covid-19 saat ini.

Menurut survei tersebut, UMKM online memiliki daya tahan lebih dari tiga bulan dibandingkan dengan UMKM offline. Adapun secara omset UMKM Online cenderung lebih stabil dimana hanya 6,6 persen UMKM yang mengalami penurunan omzet akibat Covid-19 sedangkan UMKM offline sebanyak 70 persenya mengalami penurunan omzet lebih dari 50 persen.

Hasil riset tersebut juga memperlihatkan bahwa sebanyak 70 persen UMKM offline mengajukan restrukturisasi kredit dibandingkan dengan UMKM online yang hanya di angka 43 persen.

Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srianaita Ginting mengatakan kemampuan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam beradaptasi dan berinovasi merupakan faktor terpenting yang harus dimiliki jika mereka ingin naik kelas.

"Pada saat ini UMKM di Indonesia harus bisa untuk terus melakukan inovasi produk baru, inovasi proses penjualan, inovasi penjualan dari offline ke online hingga inovasi dalam hal manajemen," katanya melalui siaran pers, Jumat (23/10/2020).

Loto menyebut Kementerian BUMN selaku salah satu pemangku kepentingan dalam pengembangan UMKM sudah melakukan beberapa langkah strategis untuk membantu UMKM di Indonesia, mulai dari pembangunan hub digital untuk UMKM hingga bantuan literasi dan kredit untuk UMKM yang bekerjasama dengan instansi BUMN seperti BRI.

Kementerian BUMN juga membangun PaDI UMKM, yaitu sebuah hub pasar digital UMKM di mana para pelaku UMKM bisa memasarkan produknya melalui kanal PaDI. Kementerian juga menyediakan pengembangan digital kepada UMKM melalui Rumah BUMN sebanyak 244 unit di seluruh Indonesia, lalu penyediaan digital kredit UMKM, hingga pembangunan Mall Digital bersama BRI.

Menurut Loto, selama ini UMKM di Indonesia masih terjebak dalam permasalahan yang sama dan masih belum bisa tertangani secara menyeluruh. Menurutnya, permasalahan tersebut diperparah oleh kondisi pandemi Covid-19.

"Masalah UMKM di Indonesia yang membuat UMKM ketinggalan dari usaha besar yaitu karena modal yang terbatas, kesediaan bahan baku, distribusi dan pemasaran, perizinan dan adminstrasi, lalu pengelolaan keuangan yang masih konvensional, serta keterbatasan dalam berinovasi yang kini semakin berat karena kondisi pandemi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper