Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Kimia Jepang Disebut Banyak yang Mau Investasi di Indonesia

Industri kimia Jepang disebut banyak yang mau investasi di Indonesia karena pasar di Negeri Sakura sudah jenuh dan berkontraksi. Pelaku usaha di Indonesia pun menyambut positif setiap kegiatan investasi Jepang dengan berbagai potensi yang dimiliki.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga (tengah) bersama Madam Suga Mariko (kedua kanan) melambaikan tangan setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (20/10/2020). Lawatan kenegaraan tersebut dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral antarkedua negara. /ANTARArn
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga (tengah) bersama Madam Suga Mariko (kedua kanan) melambaikan tangan setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (20/10/2020). Lawatan kenegaraan tersebut dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral antarkedua negara. /ANTARArn

Bisnis.com, JAKARTA — Industri kimia Jepang disebut banyak yang mau investasi di Indonesia karena pasar di Negeri Sakura sudah jenuh dan berkontraksi. Pelaku usaha di Indonesia pun menyambut positif setiap kegiatan investasi Jepang dengan berbagai potensi yang dimiliki.

Ketua Umum Asosiasi Kimia Dasar Anorganik (Akida) Michael Susanto Pardi mengatakan investasi dari Jepang menjadi hal yang bagus untuk pelaku usaha dalam negeri. Hal itu dikarenakan industri kimia membutuhkan tenaga kerja ahli.

"Jadi investasi Jepang positif sebab akan menciptakan lapangan kerja dan transfer teknologi," katanya kepada Bisnis, Kamis (22/10/2020).

Michael mengemukakan hingga saat ini industri kimia tak sedikit yang melakukan kerjasama dengan Jepang. Contohnya, Asahimas Chemical, Lautan Otsuka, dan lainnya.

Seiring dengan hal itu, Michael menyebut Jepang banyak yang mau melakukan investasi di Indonesia karena di sana market sudah jenuh dan kontraksi.

Adapun secara keseluruhan Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) mencatat sepanjang tahun lalu realisasi investasi di industri kimia dan farmasi tak begitu baik.

Penanaman Modal Dalam Negeri atau PMDN tercatat melandai dengan penurunan 28,8% menjadi Rp9.484,91 miliar dengan 977 proyek dibanding periode 2018 Rp13.337,72 miliar dengan 638 proyek.

Sementara dari Penanaman Modal Asing atau PMA juga turut anjlok 23,3% menjadi US$1.486,41 miliar dengan 1.280 proyek dibanding periode 2018 US$1.938,34 miliar dengan 1.001 proyek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper