Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Sebut Indonesia Lebih Mudah Berutang Dibanding Negara Lain

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia mudah mendapat akses utang karena reputasi dan kemampuan Indonesia dalam mengelola anggaran mendapat  respon positif dari investor global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat tiba di depan Ruang Rapat Paripurna I untuk menghadiri Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat tiba di depan Ruang Rapat Paripurna I untuk menghadiri Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia memiliki akses pinjaman yang lebih mudah dibandingkan dengan negara lain. Utang dibutuhkan untuk menambal kebutuhan anggaran dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Sri Mulyani Indrawati mengatakan tidak sulit bagi Indonesia untuk mendapatkan akses utang atau pembiayaan di pasar keuangan global jika dibandingkan dengan negara lainnya, seperti Brazil dan Turki.

Hal ini disebabkan reputasi dan kemampuan Indonesia dalam mengelola anggaran mendapat  respon yang positif dari investor global.

Pemerintah dan Bank Sentral, dalam hal ini Bank Indonesia, juga selalu berupaya melakukan komunikasi yang intens dengan para investor, termasuk dalam hal ini pembicaraan mengenai skema burden sharing.

Peningkatan pembiayaan utang Indonesia di masa pandemi ini pun kata Sri Mulyani masih berada dalam koridor, yaitu untuk penanganan pandemi Covid-19 dan memperbaiki perekonomian.

"Banyak negara yang sedang krisis tapi tidak dapat akses seperti Indonesia. Kita tetap melakukan komunikasi sehingga investor bisa meng-assess risikonya. Itu semuanya merupakan buah yang terjadi sekarang ini," katanya dalam acara Ceremony Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2020, Senin (19/10/2020).

Selain mudah mengakses pembiayaan di pasar global, Sri Mulyani menambahkan, Indonesia juga berhasil mendapat akses utang dengan biaya atau bunga yang lebih murah. Misalnya, green sukuk yang diterbitkan pada pertengahan tahun ini.

"Suku bunga yang kita dapatkan paling rendah dalam 5 tahun terakhir," jelasnya.

Di samping itu, pemerintah menerbitkan samurai bond dan mendapatkan respon yang positif dari investor. Pemerintah juga melakukan diversifikasi surat utang dengan denominasi Euro. Hal ini dilakukan lantaran suku bunga di Eropa telah turun hingga ke level 0 persen, bahkan masuk ke zona negatif.

Sebagaimana diketahui, BI sebelumnya melansir  posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Agustus 2020 sebesar US$413,4 miliar, meningkat 5,7 persen secara tahunan.

Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Agustus 2020 tercatat sebesar 38,5 persen, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 38,2 persen.

Struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,0 persen dari total ULN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper