Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

1 Tahun Jokowi-Ma'ruf, Peningkatan Kualitas Akses Listrik Belum Merata

Untuk mengejar target rasio elektrifikasi 100 persen, tampaknya akan sulit tercapai karena terdampak situasi pandemi Covid-19.
Proyek Listrik Desa/Istimewa
Proyek Listrik Desa/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Memasuki 1 tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, masih terdapat sejumlah pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan di sektor ketenagalistrikan.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mencatat bahwa hingga tahun ini, peningkatan kualitas akses dan kecukupan listrik yang merata belum sepenuhnya tercapai.

"Tantangan sekarang meningkatkan kualitas akses yang sama, misal, di Jakarta, kita bisa menikmati listrik 24 jam, setiap hari dalam seminggu dan kapan pun kita ingin gunakan. Pemerataan kualitas akses ini belum terjadi di banyak wilayah. Kualitas akses di desa-desa terpencil belum optimal," ujar Fabby ketika dihubungi Bisnis, Senin (19/10/2020).

Peningkatan kualitas akses listrik ini diperlukan seiring dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan akses listrik di seluruh pelosok Indonesia hingga 100 persen.

Akses listrik tidak hanya diperlukan untuk kebutuhan penerangan, tetapi juga harus didorong untuk mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melakukan kegiatan produktif.

"Kalau ingin dorong kemajuan masyarakat, listriknya itu harus cukup untuk melakukan kegiatan yang produktif. Apalagi jika bicara pengembangan desa, daerah tertinggal, listrik harus bisa mendukung kegiatan produktif atau pemanfaatan mesin-mesin yang lebih sederhana untuk pengolahan dan lain-lain," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, rasio elektrifikasi nasional sampai dengan Juni 2020 telah mencapai 99,09 persen, sedangkan rasio desa berlistrik mencapai 99,51 persen. Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi dapat mencapai 100 persen tahun ini.

Menurut Fabby, untuk mengejar target rasio elektrifikasi tersebut, tampaknya akan sulit tercapai karena terdampak situasi pandemi Covid-19. Belum lagi lampu tenaga surya hemat energi yang didistribusikan di daerah-daerah terpencil untuk mengatasi sementara ketersediaan penerangan, umur produknya sebagian besar akan habis pada tahun depan.

Di sisi lain, Fabby mengapresiasi pasokan listrik di Indonesia yang kini semakin andal. "Pemerintah sudah jauh lebih baik sekarang. Tahun ini tidak pernah dengar pemadaman berat atau gangguan parah tidak terjadi. Listrik cukup. Itu satu prestasi yang perlu diapresiasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper