Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Resesi, Neraca Dagang September 2020 Diprediksi Surplus Lagi

Berdasarkan konsensus Bloomberg, rata-rata estimasi dari ekonom mengungkapkan surplus perdagangan pada September 2020 diperkirakan sebesar US$2,06 miliar, dengan estimasi atas sebesar US$3,6 miliar.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan akan kembali mencetak surplus pada September 2020, dikarenakan kinerja impor yang masih akan terkontraksi lebih dalam dibandingkan ekspor.

Berdasarkan konsensus Bloomberg, rata-rata estimasi dari ekonom mengungkapkan surplus perdagangan pada September 2020 diperkirakan sebesar US$2,06 miliar, dengan estimasi atas sebesar US$3,6 miliar. Sementara estimasi paling pesimis, neraca perdagangan diperkirakan akan defisit US$1,8 miliar.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan neraca perdagangan September 2020 akan mencetak surplus US$2,53 miliar, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat surplus US$2,33miliar.

Menurut Josua, kinerja ekspor akan terkontraksi 8,09 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada September 2020, dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 8,36 persen yoy.

"Ekspor pada September akan dipengaruhi oleh kenaikan beberapa harga komoditas ekspor, seperti CPO, batubara, dan karet alam. Sementara itu, perbaikan ekspor bulanan juga didukung oleh peningkatan aktivitas manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia seperti EuroZone, AS, Jepang, India, Korea," katanya kepada Bisnis, Rabu (14/10/2020).

Di sisi lain, impor pada September 2020 diperkirakan akan terkontraksi lebih dalam, yaitu pada kisaran 26,99 persen yoy dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 24,19 persen yoy.

"Laju impor cenderung melambat mempertimbangkan aktivitas manufaktur Indonesia pada September yang kembali masuk ke fase kontraksi sedemikian sehingga mengindikasikan impor nonmigas cenderung melambat," jelasnya.

Selain itu, imbuhnya, kontraksi aktivitas manufaktur domestik juga turut dipengaruhi oleh pemberlakuan PSBB di DKI Jakarta. Sementara, tren penurunan harga minyak mentah sebesar 7 persen secara bulanan, mengindikasikan impor sektor migas juga melambat.

Sehingga, Josua memperkirakan neraca perdagangan secara keseluruhan pada kuartal III/2020 akan surplus US$8,12 miliar dari kuartal sebelumnya yang tercatat surplus US$2,89 miliar.

Josua menambahkan, meskipun pemulihan ekonomi domestik mulai terindikasi pada kuartal III/2020, namun masih lemahnya tingkat konsumsi masyarakat serta rendahnya belanja modal dari sisi produksi mendorong pelemahan impor, khususnya impor nonmigas.

Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Eric Alexander Sugandi memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan mengalami surplus sebesar US$2,0 miliar pada September 2020.

"Diperkirakan nilai ekspor sebesar US$13,7 miliar dan nilai impor sebesar US$11,8 miliar," katanya.

Ekspor diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,8 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) atau -2,6 persen yoy, sementara impor tumbuh sebesar 9,4 persen mtm atau -17,6 persen yoy.

Menurut Eric, kenaikan ekspor secara bulanan akan didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas akibat peningkatan permintaan oleh negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Sementara itu, kenaikan impor secara bulanan akan dipengaruhi oleh peningkatan permintaan impor bahan baku dan barang modal oleh industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper