Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Hilang, Produksi Industri Kabel Listrik Anjlok

Pabrikan kabel dibagi menjadi empat sesuai dengan tujuan pasarnya, yakni untuk proyek PLN, proyek non-PLN, peritel, dan gabungan antara ketiga pasar tersebut.
Petugas memasang kabel tegangan tinggi di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Petugas memasang kabel tegangan tinggi di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Volume produksi industri kabel listrik hingga akhir 2020 dipastikan akan anjlok hingga 50 persen. Melambatnya permintaan kabel listrik sepanjang tahun ini diduga menjadi penyebab utamanya. 

Asosiasi Produsen Kabel (Apkabel) menyatakan sebagian pabrikan akan kembali berproduksi pada kuartal IV/2020. Walaupun sudah mulai bergerak, asosiasi mendata peningkatan utilisasi secara industri masih lambat. 

"Mungkin [pabrikan masih] wait and see. Estimasi proyeksi [volume produksi] sampai akhir tahun mungkin hanya 50 persen dari tahun 2019," kata Ketua Umum Apkabel Noval Jamalullail kepada Bisnis, Sabtu (10/10/2020). 

Seperti diketahui, pabrikan kabel dibagi menjadi empat sesuai dengan tujuan pasarnya, yakni untuk proyek PLN, proyek non-PLN, peritel, dan gabungan antara ketiga pasar tersebut. Saat ini, pabrikan kabel yang berorientasi proyek PLN hanya memiliki utilisasi pabrikan dibawah level 10 persen. 

Noval menyampaikan PLN mendominasi serapan industri kabel listrik sekitar 70 persen--80 persen yang digunakan untuk transmisi dan distribusi energi dari pembangkit listrik. Adapun, 20 persen-30 persen produksi industri dialokasikan untuk diserap sektor swasta.

Dengan kata lain, kegiatan yang ada di pabrikan tidak berkaitan dengan proses produksi alias hanya memasok kabel ke PLN. 

"Mereka [pabrikan kabel] sudah bikin [kabel pesanan PLN], tapi kalau surat pesanan barang [tidak dikirimkan] stoknya jadi idle. Makanya, posisinya di industri banyak [kabel idle]."

Noval berujar tingginya pasokan barang di gudang pabrikan membuat biaya pergudangan melonjak. Oleh karena itu, Noval meminta agar pemerintah mempercepat pemberian dana talangan utang yang telah disetujui oleh DPR kepada PLN.

Sementara itu, utilisasi pabrikan dengan orientasi proyek non PLN memiliki utilisasi di kisaran 20 persen-30 persen. Menurutnya, banyak pabrikan berorientasi proye non-PLN menghentikan mesin produksinya karena proyek infrastruktur maupun konstruksi menunda pembangunannya. 

Terakhir, pabrikan yang menyasar peritel memiliki utilisasi sedikit lebih tinggi atau di kisaran 30 persen-40 persen. Noval menyampaikan hal tersebut disebabkan oleh pelonggaran protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada Juni-Juli. 

Seperti diketahui, industri kabel listrik lokal memiliki kapasitas produksi kabel transmisi listrik bawah tanah berkapasitas 50Kv--150Kv (Kilovolt) sepanjang 3.420Km per tahun. Adapun, permintaan kabel listrik layang berkapasitas 150Kv--500Kv untuk mentransmisikan daya dari pembangkit listrik ke gardu mencapai sekitar 64.400Km pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper