Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penambahan Pasok Apartemen Terkoreksi dari Proyeksi Awal Tahun

Pandemi Covid-19 menekan subsektor apartemen sehingga tambahan pasokan unit-unit hunian vertikal itu hingga akhir tahun ini diprediksi jauh menyusut apabila dibandingkan dengan proyeksi yang dibuat pada awal tahun.
Ilustrasi pembangunan apartemen/Antara/Audy Alwi
Ilustrasi pembangunan apartemen/Antara/Audy Alwi

Bisnis.com, JAKARTA – Meski di tengah pandemi Covid-19 yang menekan bisnis properti, ternyata hingga akhir tahun ini diperkirakan ada tambahan pasokan apartemen 3.034 unit.

Namun, kata Kepala Departemen Riset Colliers International Indonesia Ferry Salanto, jumlah itu lebih sedikit daripoada proyeksi yang dibuat pada akhir tahun lalu bahwa untuk tahun ini akan ada tambahan 11.834 unit.

"Setelah konfirmasi lagi, hingga akhir tahun hanya akan ada tambahan pasok apartemen sebanyak 3.034 unit," ujarnya pada Rabu (7/10/2020).

Adapun pada kuartal III tahun ini terdapat penambahan pasokan sebesar 649 unit dari satu proyek apartemen Permata Hijau Suites, sedangkan untuk tambahan pasok apartemen sebanyak 2.000-an lainnya akan masuk pada kuartal IV. Total pasok apartemen saat ini 212.593 unit.

"Jadi, sisanya [tambahan] 2.000an unit lainnya selesai pada kuartal IV. Ini memang proyek-proyek yang seharusnya selesai. Kalau kita lihat progress lapangannya memang harus segera selesai. Namun, kita lihat lagi apakah pengembang berani hand over ke konsumen pada akhir tahun, ya dilihat lagi nanti," ucapnya.

Ferry menuturkan tidak ada proyek baru atau proyek yang di-launching pada kuartal III. Pasalnya, beberapa proyek yang baru diperkenalkan diputuskan untuk di-hold penjualannya, sehingga mengurangi proyeksi tambahan pasokan pada tahun mendatang.

"Beberapa proyek yang diperkenalkan memilih untuk beberapa mundur penjualannya. Ada juga yang di-hold sehingga i. Situasi saat ini tergantung pada penjualan. Kalau memang developer melihat penjualan masih oke, mereka akan launching produknya," kata Ferry.

Tingkat serapan apartemen diperkirakan masih stagnan sampai akhir tahun karena keadaan yang belum pasti membuat konsumen ragu-ragu. Pada kuartal III tahun ini, tingkat serapan masih stagnan di level 87,7 persen dengan jumlah unit yang terserap pada kuartal ini hanya 168 unit.

"Untuk tahap konstruksi tingkat serapan menurun di 62,3 persen. Sebelum Covid pun kondisi apartemen terkoreksi lumayan dalam, tren penjualan turun sejak 2015. Jadi, bukan hanya faktor Covid. Sepanjang tahun ini hingga September hanya 1.382 unit dari tahun sebelumnya 4.600 unit," tuturnya.

Meskipun begitu, developer mendapatkan kesempatan untuk menggaet lebih banyak konsumen potensial dengan membuat channel office karena relaksasi Pembatasan Sosisl Skala Besar (PSBB).

Dia memperkirakan tingkat serapan mengalami sedikit pulih dan naik sekitar 1 persen hingga 2 persen pada 2021.

"Insentif untuk calon pembeli sudah cukup banyak. Misalnya relaksasi LTV [loan to value]. Bank Indonesia sudah menurunkan suku bunga [BI 7-Day Repo Rate], meski bank belum menyesuaikan bunga secara berarti, artinya gap masih besar, dan pelonggaran untuk memudahkan pembelian. Namun, juga ada kekhawatiran prioritas sekarang bukan membeli properti," papar Ferry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper