Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Maskapai Pailit Imbas Corona, Bos Garuda Indonesia: Tak Perlu Kaget

Sejumlah maskapai mulai mengalami pailit, seperti Thai Airline maupun Avianca, yang berasal dari Kolombia.
Pesawat udara berada di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Fikri Yusuf
Pesawat udara berada di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Fikri Yusuf

Bisnis.com, JAKARTA -- Industri penerbangan terancam pailit di tengah pemburukan aktivitas ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya telah mengamati sejulah industri maskapai yang menyerah karena pandemi Covid-19. Bahkan, sejumlah maskapai mulai mengalami pailit, seperti Thai Airline maupun Avianca, yang berasal dari Kolombia.

Menurutnya, dengan kondisi tersebut, tidak perlu heran jika nantinya mendengar ada maskapai penerbangan lain yang akan mengalami kepailitan. Apalagi, pandemi Covid-19 memberikan dampak panjang bagi industri penerbangan.

"Kami [industri penerbangan] kalau kondisi belum baik, tidak perlu kaget ada maskapai yang menyatakan kepailitan, dan ini punya impact panjang karena size bisnis mereka besar," katanya dalam Indonesia Knowledge Forum (IKF) IX 2020 yang digelar BCA, Selasa (6/10/2020).

Garuda Indonsia mencatat telah terjadi penurunan drastis jumlah penumpang hingga satu digit. Selain penurunan penumpang, Garuda Indonesia juga mengalami penurunan pendapatan karena tidak mampu melayani penerbangan umroh dan haji dan libur panjang sekolah.

Setidaknya, dari melayani penerbangan haji, Garuda mampu mendapatkan US$200 juta hingga US$250 juta. Garuda juga bisa melayani hingga lebih dari 500.000 jemaah.

"Umroh bisnis yang menguntungkan buat Garuda, dari sisi keuntungan dan volume, karena setiap hari pesawat reguler. Pandemi juga melarang mudik, karena mudik kami terbangkan banyak, [sekarang] kami tidak alami libur panjang anak-anak sekolah dan kuliah," katanya.

Meskipun demikian, dia mengakui beberapa maskapai masih ada yang bertahan dengan menurunkan biaya. Garuda juga melihat peluang dari adanya bisnis kargo yang tidak terlalu bergantung pada tes kesehatan, seperti rapid maupun PCR test untuk melakukan penebangan.

Saat ini Garuda Indonesia telah melayani penerbangan kargo Manado-Narita, Jepang dan Makasar-Singapura yang mayoritas mengangkut sumber daya ikan. Penerbangan tersebut dilakukan seminggu sekali dan masih terbuka kemungkinan untuk ditingkatkan.

"Saya baru gabung [Garuda Indonesia] Januari, just before Covid happen, saya geleng-geleng kepala kalau maskapai stop terbang internasional. Pertanyaan saya bagaimana WNI yang ada di laur negeri, bagaimana bisa pulang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper