Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara Asia Tenggara (Asean) berkomitmen untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi, serta mendorong stabilitas dan integrasi keuangan di kawasan Asean, di tengah ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19.
Kepala Departemen Komunikasi Onny Widjanarko mengatakan dalam pertemuan 6th ASEAN Finance Minister and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) pada 2 Oktober 2020, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Asean menggarisbawahi tiga pilar utama untuk mendorong komitmen tersebut, yaitu konektivitas, sustainabilitas, dan responsivitas dari Asean.
Pertemuan ini juga dihadiri oleh beberapa lembaga internasional, yaitu International Monetary Fund (IMF), Asian Development Bank (ADB), dan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) sebagai mitra ASEAN.
"Kehadiran lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk bertukar pandang mengenai kondisi terkini ekonomi global dan regional serta rekomendasi kebijakan yang dapat diambil oleh otoritas," katanya dalam siara pers, Selasa (6/10/2020).
Di samping itu, Onny mengatakan negara-negara Asean dalam pertemuan ini juga menyepakati 6 hal.
Pertama, negara-negara Asean menyepakati bahwa respons kebijakan yang bersifat extraordinary dalam bentuk kebijakan fiskal, moneter, dukungan pembiayaan untuk sektor riil dan keuangan, kelancaran arus barang dan jasa, serta solidaritas dan kerja sama merupakan kunci untuk mengatasi dampak pandemi dan memulihkan ekonomi.
Kedua, memperkuat efektivitas surveilans ekonomi dan keuangan di kawasan, serta mendukung kesiapan Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) sebagai jaring pengaman keuangan yang efektif di kawasan dan komponen penting dari jaring pengaman keuangan global.
Ketiga, mendorong perdagangan dan investasi intra-Asean yang lebih luas melalui pembentukan Qualified Asean Banks serta peningkatan transparansi, standardisasi, dan harmonisasi ketentuan di antara negara-negara Asean untuk mendukung integrasi keuangan di kawasan.
Keempat, mendukung inisiatif penggunaan mata uang lokal dalam penyelesaian perdagangan, investasi langsung dan kegiatan terkait lain seperti transaksi pendapatan dan transfer, di antara negara-negara Asean sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan sistem keuangan kawasan.
Kelima, menyambut baik kemajuan kerja sama di bidang pembiayaan infrastruktur, antara lain dalam bentuk penyusunan beberapa panduan untuk mendorong perluasan keterlibatan investor swasta, serta mendukung upaya untuk memajukan agenda keuangan berkelanjutan secara kohesif di seluruh bidang, baik perbankan, pasar modal, maupun asuransi.
Terakhir, yaitu mendukung upaya pemanfaatan jasa keuangan digital untuk meningkatkan inklusi keuangan di kawasan serta meningkatkan kerja sama dalam berbagi informasi mengenai penanganan risiko siber (cyber risk).