Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa Pertamina Dorong Konsumsi Pertamax daripada Pertamax Turbo?

Tahun ini, Pertamina menargetkan pembukaan sebanyak 4.558 Pertashop dari realisasi per September 692 gerai.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (tengah) didampingi Direktur Pemasaran Masud Khamid (kanan) mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax pada mobil konsumen saat sidak ke SPBU Unsil, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (10/2/2019)./ANTARA-Adeng Bustomi
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (tengah) didampingi Direktur Pemasaran Masud Khamid (kanan) mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax pada mobil konsumen saat sidak ke SPBU Unsil, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (10/2/2019)./ANTARA-Adeng Bustomi

 

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) cenderung lebih memilih untuk mendorong masyarakat untuk beralih ke produk bahan bakar minyak jenis Pertamax dibandingkan dengan Pertamax Turbo.

CEO Subholding Commercial and Trading Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan bahwa daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor yang membuat Pertamina tidak terlalu mendorong masyarakat ke Pertamax Turbo.

Dia menjelaskan bahwa, berdasarkan kajiannya, konsumsi energi masyarakat terhadap kebutuhan energi hanya berkisar 5 persen—5,5 persen dari pendapatan per bulan.

"Nah, itu kalau dihitung-hitunng rata-rata Rp7.000—Rp8.000, jadi kalau kita geber [pacu] harga di atas Rp10.000 harganya akan berat," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (5/10/2020).

Mas'ud menjelaskan bahwa dari total 5.834 SPBU yang dimiliki Pertamina saat ini, sebanyak 5.303 SPBU sudah tersedia BBM jenis Pertamax dan ditargetkan akan meningkat 133 SPBU pada Oktober, 186 pada November dan, 212 SPBU pada Desember.

Selain itu, pihaknya mengembangkan Pertashop sebagai gerai BBM ramah lingkungan yaitu Pertamax hingga ke desa-desa. Tahun ini ditargetkan akan dibuka sebanyak 4.558 Pertashop dari realisasi per September 692 gerai.

"Ke depannya, kita punya 77.000 desa dan kami rencana mengembangkan 10.000 titik per tahun dari 2021—2024. Mudah-mudahan dapat respons positif dari Kemendagri dan Kemendes supaya cita-cita ini terwujud sehingga 2024 akan memiliki 45.000—46.000 Pertashop baru. Artinya 60 persen—70 persen desa sudah terdistribusi channel Pertamina di sana," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper