Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dengan UU Cipta Kerja, Ritel Bisa Pulih Semester II/2021

Kinerja sektor ritel selama kuartal III/2020 bakal kembali tumbuh negatif seiring pertumbuhan ekonomi.
Konsumen memilih makanan dan bahan makanan di salah satu supermarket di Jakarta, Kamis (7/5/2020). BISNIS.COM
Konsumen memilih makanan dan bahan makanan di salah satu supermarket di Jakarta, Kamis (7/5/2020). BISNIS.COM

Bisnis.com, JAKARTA — Bielsen Indonesia memperkirakan kehadiran Undang-Undang Cipta Kerja dapat menjadi pendorong kinerja sektor ritel. Dengan didukung distribusi vaksin, pada semester dua tahun depan, bisa menjadi momen pemulihan sektor ritel.

Omnibus law menjadi kunci dan memberi kepastian bagi dunia usaha untuk berinvestasi sehingga mendorong penciptaan lapangan kerja. Dan dengan kehadiran vaksin yang akhir tahun ini mulai didistribusikan, bisa menjadi driver pemulihan,” kata Staf Ahli Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Yongky Susilo kepada Bisnis, Selasa (6/10/2020).

Yongky mencatat pandemi Covid-19 telah memengaruhi pola konsumsi masyarakat.

Di kalangan konsumen menengah ke bawah, daya beli cenderung menurun akibat maraknya aksi pemutusan hubungan kerja sehingga masyarakat kehilangan pendapatan. Sementara itu, kelompok menengah ke atas, daya beli yang sejatinya masih ada tertekan oleh tingkat kepercayaan.

“Kalau dilihat-lihat yang menengah ke atas sebenarnya masih punya daya beli, tapi confidence tidak ada sehingga lebih memilih menyimpan sisa pendapatan,” lanjutnya.

Sementara itu, Yongky pun menyebutkan bahwa kinerja sektor ritel selama kuartal III/2020 bakal kembali tumbuh negatif seiring pertumbuhan ekonomi. Pembatasan sosial berskala besar di DKI Jakarta yang kembali diimplementasikan pada akhir September lalu dan berlanjut sampai Oktober menjadi pemicu utama penurunan setelah penjualan sempat membaik saat PSBB transisi.

Penurunan dia perkirakan terjadi di semua segmen ritel, termasuk ritel skala minimarket yang selama ini menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor.

“Sampai akhir tahun, ritel skala supermarket akan tumbuh flat, minimarket biasanya tumbuh di atas 20 persen, tapi kuartal III tumbuh negative, sedangkan hypermarket performa paling buruk dan masih akan berat sampai tahun depan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper