Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksinasi Covid-19 Nasional, Bio Farma: Distribusi dan Logistik Jadi Kunci

Biofarma menyatakan infrastruktur logistik vaksin Covid-19. Pasalnya, vaksin Covid-19 yang akan digunakan pada 2021 harus selalu berada dalam rentang suhu 2-8 derajat celcius.
Ilustrasi Bio Farma./Bisnis
Ilustrasi Bio Farma./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) menyatakan distribusi vaksin Covid-19 mejadi penting lantaran jumlah populasi dan luas wilayah Indonesia yang masif. 

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyatakan target vaksinasi Covid-19 pada 2021 mencapai 170 juta orang dengan dua kali vaksinasi. Dengan kata lain, perlu ada 340 juta dosis dengan target harian mencapai 1 juta vaksinasi. 

"Kalau tidak memiliki sistem distribusi dan monitoring yang bagus, takutnya ini [vaksinasi Covid-19] tidak efektif. Ini jadi tanggung jawab grup [holding BUMN Farmasi]," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Senin (5/10/2020). 

Oleh karena itu, Honesti menyatakan pihaknya sedang mengembangkan platform digital untuk mengawasi arus vaksin mulai dari proses produksi hingga konsumen.

Honesti menargetkan paltform pengawasan tersebut akan rampung pada Desember 2020 sebelum program vaksinasi Covid-19 nasional dijalankan per 2021. 

Selain itu, dia menekankan pada infrastruktur logistik vaksin Covid-19. Pasalnya, vaksin Covid-19 yang akan digunakan pada 2021 harus selalu berada dalam rentang suhu 2-8 derajat celcius.

"Kalau di luar [suhu 2-8 celcius] bisa dikatakan vaksinnya tidak efektif, harus kami ganti. Jadi, distribusi harus cukup serius dan kami harus memastikan vaksinnya diberikan pada masyarakat sesuai dengan protokol WHO," katanya. 

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni Hasanuddin menyatakan pihaknya sedang menggodok sistem logistik vaksin Covid-19 untuk tahun depan bersama lembaga dan kementerian terkait.

Walaupun telah ada fasilitas rantai pendingin di mayoritas pelabuhan, Hasanuddin menilai fasilitas tersebut terlalu dingin untuk vaksin.

Hasanuddin mendata hanya ada 16 provinsi yang memiliki fasilitas rantai pendingin mumpuni untuk menyimpan vaksin. Dalam data tersebut, seluruh provinsi di pulau Jawa dan Bali telah memiliki fasilitas yang mumpuni.

Sementara itu, di Pulau Sumatera hanya ada di beberapa provinsi, seperti Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, dan Riau, sedangkan di pulau Kalimantan hanya Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Semakin ke wilayah bagian timur, hanya ada empat provinsi yang memiliki fasilitas rantai pendingin yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.

"Selain itu kami harus turunkan kontainer pendingin [berukuran] 40 feet, kalau di kabupaten 20 feet. [Logistik dari] kontainer pendingin ini ada truk pendingin yang akan mendistribusikan dari kabupaten ke puskesmas," ucapnya.

Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan mengklaim bahwa sebanyak 10.000 puskesmas telah memiliki fasilitas rantai pendingin. Adapun, fasilitas yang dimaksud hanya sebatas kulkas yang membuat suhu vaksin dapat berubah dengan cepat ketika dibuka-tutup.

Hasanuddin menilai fasilitas rantai pendingin tersebut masih belum mumpuni. "Kalau untuk olahan pangan masih oke, tapi kalau yang namanya vaksin masih rawan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper