Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembatasan OTP Dongkrak Harga Rumah di Singapura

Harga residensial di Singapura meningkat, dipucu pembatasan penerbitan kembali option to purchase (OTP). Kebijakan itu menyingkirkan pembeli yang kurang percaya diri untuk merealisasikan pembelian.
Properti residensial di Singapura./Bloomberg/Wei Leng Tay
Properti residensial di Singapura./Bloomberg/Wei Leng Tay

Bisnis.com, JAKARTA – Terlepas dari pandemi Covid-19 dan resesi, harga rumah swasta di Singapura meningkat pada kuartal ketiga ketika negara kota tersebut memasuki fase dua dari pembukaan kembali dari lockdown total selama hampir 2 bulan.

Indeks harga keseluruhan untuk properti hunian nonpemerintah naik 0,8 persen, lebih cepat dari kenaikan 0,3 persen pada kuartal kedua, demikian perkiraan sekilas dari data Urban Redevelopment Authority (URA) pada Kamis (1/10/2020).

Itu terjadi setelah harga rumah swasta turun 1 persen pada kuartal pertama 2020, penurunan kuartalan pertama mereka dalam setahun. Tahun ini harga rumah swasta naik tipis 0,1 persen.

Gambaran pasar properti terbaru muncul setelah URA pada awal pekan ini membatasi praktik beberapa pengembang yang menerbitkan kembali option to purchase (OTP) beberapa kali.

Langkah ini bertujuan mendorong kehati-hatian finansial di tengah kemerosotan terburuk di Singapura dan lonjakan kehilangan pekerjaan dengan memastikan bahwa pembeli tidak berkomitmen pada rumah baru yang sebenarnya tidak mampu mereka beli.

Pakar pasar mengatakan penjualan rumah baru yang tampaknya kuat dalam beberapa bulan terakhir di tengah resesi parah mungkin telah menimbulkan persepsi pasar yang agak terdistorsi.

Berdasarkan ketentuan baru, pengembang tidak lagi dapat menerbitkan kembali OTP ke pembeli yang sama untuk unit yang sama selama 12 bulan setelah OTP asli kedaluwarsa. Ini akan menyingkirkan pembeli yang kurang percaya diri untuk merealisasikan pembelian, kata analis.

Wong Xian Yang, associate director penelitian Cushman & Wakefield untuk Singapura dan Asia Tenggara, mengatakan pasar rumah "secara mengejutkan tetap tangguh", dengan harga kuartal ketiga tertinggi sejak periode yang sama pada 2013.

Menurut dia, kondisi pasar yang bagus ini tak lepas dari stimulus pemerintah yang mendukung ekonomi, sehingga mengurangi tekanan penjualan dan memungkinkan penjual mempertahankan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : The Straits Times
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper