Bisnis.com, JAKARTA--PT PLN (Persero) merevisi proyeksi kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dalam 10 tahun mendatang.
Kepala Divisi Batubara PLN Harlen memaparkan, pandemi Covid-19 telah berdampak pada melambatnya pertumbuhan konsumsi listrik yang akibatnya membuat pemakaian batu bara menjadi berkurang.
"Dampak Covid dengan pertumbuhan saat ini terjadi perubahan signifikan [kebutuhan batu bara] turun dari 109 juta ton ke 95,6 juta ton di 2020. Kemudian di 2021 baru 98,01 juta ton. Pemakaian batu bara kami ter-delay 2 tahun. Jadi 97,72 ton menjadi 98 juta ton mestinya tercapai di 2019, sekarang baru sama di 2021," ujarnya, Harlen dalam acara The 5th Save Indonesian Coal 2020 Perhapi, Selasa (15/9/2020).
Dalam skenario moderat pasca-Covid PLN, kebutuhan batu bara PLTU tahun depan diperkirakan hanya akan mencapai 98,01 juta ton dari perkiraan semula 120,53 juta ton dan pada 2022 hanya mencapai 103,72 juta ton dari perkiraan semula 128,54 juta ton.
Kemudian pada 2023, proyeksi kebutuhan batu bara terkoreksi dari 135,13 juta ton menjadi 109,57 juta ton dan terkoreksi dari 136,77 juta ton menjadi 116,44 juta ton pada 2024.
Kebutuhan batu bara untuk PLTU milik PLN diperkirakan mulai terjadi trend kenaikan dari 2025 hingga 2029. Proyeksinya, yakni 121,98 juta ton pada 2025; 128,30 juta ton pada 2026; 134,88 juta ton pada 2027; 141,42 juta ton pada 2028; dan 147,32 juta ton pada 2029.
Baca Juga
Berikut proyeksi kebutuhan batu bara PLTU PLN dan IPP 2020-2029 skenario pasca-Covid:
Proyeksi Kebutuhan Batu Bara PLN (2020-2029) | ||
Tahun | Sebelum Covid-19 | Setelah Covid-19 |
2020 | 108,87 juta ton | 95,60 juta ton |
2021 | 120,53 juta ton | 98,01 juta ton |
2022 | 128,54 juta ton | 103,72 juta ton |
2023 | 135,13 juta ton | 109,57 juta ton |
2024 | 136,77 juta ton | 116,44 juta ton |
2025 | 125,69 juta ton | 121,98 juta ton |
2026 | 132,78 juta ton | 128,30 juta ton |
2027 | 143,82 juta ton | 134,88 juta ton |
2028 | 152,62 juta ton | 141,42 juta ton |
2029 | - | 147,32 juta ton |
Sumber: PT PLN Persero
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel