Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Keyakinan Konsumen Bisa Balik ke Level Optimis, Ini Syaratnya

IKK per Agustus 2020 naik tipis dari 86,2 dari bulan sebelumnya menjadi 86,9. Kenaikan IKK pun hanya terjadi pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp2-4 juta per bulan.
Pengunjung memilih pakaian di salah satu toko pakaian di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (24/12/2019)./ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja
Pengunjung memilih pakaian di salah satu toko pakaian di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (24/12/2019)./ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat peningkatan di dalam indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Agustus 2020, meskipun keyakinan tersebut masih berada pada zona pesimis.

IKK per Agustus 2020 naik tipis dari 86,2 dari bulan sebelumnya menjadi 86,9. Kenaikan IKK pun hanya terjadi pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp2-4 juta per bulan.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan kenaikan IKK pada Agustus didorong oleh realisasi anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) khususnya untuk perlindungan sosial.

Kepercayaan konsumen juga tidak terlepas dari beragam bantuan yang dicanangkan dan beberapa yang sudah dieksekusi pemerintah, seperti subsidi gaji untuk pekerja, bantuan kredit 0 persen untuk ibu rumah tangga dan pelaku UMKM. Di sisi lain, bantuan produktif juga diberikan untuk usaha mikro.

"Saya kira berbagai bantuan ini yang kemudian menstimulasi naiknya kepercayaan konsumen, khususnya untuk tingkat pengeluaran Rp2 juta - Rp4 juta per bulan," katanya kepada Bisnis, Selasa (8/9/2020).

Meski demikian, kata Yusuf, kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi masyarakat kelas menengah ke atas.

IKK kelompok masyarakat yang berpenghasilan Rp5 juta ke atas malah menurun setelah sempat meningkat di bulan lalu, dengan asumsi kelompok ini adalah kelompok penghasilan atas.

"Ini tentu bukanlah kabar yang terlalu bagus buat proses pemulihan ekonomi," katanya.

Yusuf menjelaskan, dalam proporsi konsumsi rumah tangga, kelompok masyarakat menengah ke atas sebenarnya merupakan penyumbang terbesar, dengan porsi mencapai 45 persen.

Jika kepercayaan konsumen kelompok ini melambat, maka bisa diartikan kelompok ini juga cenderung akan menahan laju konsumsinya, hal ini menurut Yusuf akan memperlambat proses pemulihan ekonomi di Indonesia.

Menurutnya, kelompok masyarakat ini sangat sensitif terhadap perkembangan kasus Covid-19, sehingga mereka memiliki pilihan untuk tidak keluar rumah untuk melakukan aktivitas selama kasus aktif Covid-19 masih tinggi.

Alhasil, upaya pemerintah dalam menangani dan mengurangi kasus Covid-19 merupakan satu-satunya cara untuk meningkatkan kepercayaan konsumen kelas atas.

Senada, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan stimulus pemerintah dalam bentuk bantuan sosial memang secara tidak langsung berdampak pada kepercayaan konsumen yang berpengeluaran Rp5 juta per bulan.

Tak hanya itu, bantuan pemerintah yang semakin diperluas ke pekerja, sektor mikro dan ultramikro juga ikut berkontribusi. "Efek BLT ini mampu menggantikan sebagian pendapatan kelas menengah bawah yang hilang saat pandemi," katanya.

Menurut Bhima, jika skema BLT terus diperluas, maka efek ke kenaikan IKK diperkirakan bisa berlanjut pada kelompok masyarakat berpenghasilan Rp5 juta per bulan.

Meski demikian, menurutnya, fokus pemerintah untuk mendorong keyakinan konsumen kelas menengah ke atas ada di penanganan pandemi yang lebih optimal.

Bhima berpendapat, pemerintah juga bisa mereformulasi stimulus pajak dengan menurunkan tarif PPN dari 10 persen ke 5 persen. Stimulus ini akan langsung bisa dirasakan oleh masyarakat kelas menengah atas.

"Overall masih harus menunggu kurva Covid-19 melandai, baru ada kenaikan IKK yang signifikan," tutur Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper