Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) memprediksi pariwisata internasional bakal menurun hingga hampir 80 persen hingga akhir tahun ini seiring restriksi pintu masuk negara-negara akibat pandemi Covid-19.
Harry Hwang, Regional Director for Asia and the Pacific UNWTO mengatakan penurunan jumlah kedatangan turis secara global sudah mulai tampak sejak awal tahun ini. Wilayah Asia Pasifik menjadi yang paling terdampak akibat pandemi.
Secara umum, kedatangan turis internasional pada Januari - Mei 2020 turun 56 persen. Sementara Asia Pasifik turun hingga 60 persen dan diikuti Eropa (-58 persen), Timur Tengah (-52 persen), Afrika (-47 persen), dan Amerika (-47 persen).
UNWTO memprediksi kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia pada akhir tahun ini dengan tiga skenario. Pertama, turun 58 persen jika pelonggaran dimulai pada Juli, turun 70 persen jika dibuka September, dan 78 persen pada Desember.
"Kita melihat angka yang menakjubkan pertama kalinya. Kedatangan turis internasional diprediksi akan turun hingga 850 juta sampai 1,1 miliar. Dan kehilangan US$910 miliar - US$1,2 triliun pendapatan ekspor dari pariwisata," katanya dalam webinar Asean - Korea Toursim, Selasa (8/9/2020).
Akibatnya, 100-120 juta pekerjaan terdampak. Menurutnya, Asia Pasifik memang bukan kawasan yang terbesar dalam pertumbuhan pariwisatanya, tetapi butuh waktu cukup lama.
Baca Juga
Menghadapi hal ini, UNWTO telah membentuk petunjuk untuk membangkitkan kembali pariwisata pada 28 Mei lalu. Hal ini termasuk menyelamatkan sektor-sektor penting seperti manajemen perbatasan yang aman dan mulus, p industri meeting and events, dan manajemen rencana destinasi.
Dalam kesempatan yang sama, Undersecretary Department of Tourism Filipina H.E. Benito C. Bengzon Jr. mengatakan pandemi telah memukul ekonomi secara global, termasuk Asean dan Korea.
Data anggota Asean National Tourism Organization (NTO), kedatangan turis internasional ke negara Asean turun hingga 23 persen pada kuartal I/2020 yang diikuti dengan pengurangan pendapatan 36 persen.
"Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand mengalami penurunan 23 - 25 persen. Sementara Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, dan Vietnam turun lebih dari 25 persen pada kuartal I," paparnya.
Untuk memitigasi dampak Covid-19 terhadap pariwisata, anggota Asean telah mengimplementasikan metode fiskal dan non fiskal guna mendukung kebijakan dan program, di antaranya adalah penangguhan pajak dan biaya lainnya, pemberian soft loan dan bantuan keuangan untuk UMKM dan masyarakat yang kehilangan pekerjaan, dan program pengembangan kapasitas.