Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Energi Terbarukan, Luhut : Ini Bukti Hubungan Strategis RI dengan Australia

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan penandatanganan dengan perusahaan asal Australia ini mengartikan eratnya hubungan kedua negara dalam pengembangan energi terbarukan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Bisnis/Abdullah Azzam
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimis penandatanganan perjanjian dengan Fortescue Future Industries dan Minderoo Foundation dari Australia merupakan bukti dari hubungan strategis antara kedua Negara. 

Luhut menjelaskan bahwa penandatanganan dengan perusahaan asal Australia ini mengartikan eratnya hubungan kedua negara dalam pengembangan energi terbarukan untuk mendukung industri hijau yang bernilai tambah.

"Penandatanganan ini secara kuat mengungkapkan hubungan dekat dan strategis antara pemerintah Indonesia—Australia, serta masyarakat di kedua negara kita," ujarnya dalam konferensi virtual, Jumat (4/9/2020).

Sekedar catatan, pada Jumat, 4 September 2020 telah dilakukan penandatanganan akta kesepakatan Industri Hijau dengan Fortescue Future Industries, Australia

Adapun untuk penandatanganan letter of intent tentang Pengurangan Sampah Plastik Laut dilakukan Luhut bersama dengan Minderoo Foundation, Australia.

Menurutnya, sebagai dua negara dengan potensi mineral dan energi terbarukan yang cukup besar, Indonesia dan Australia dapat berkolaborasi dan menjadi pemain kunci energi terbarukan dan industri hijau di kancah global.

Luhut juga berharap bahwa dengan potensi mineral dan energi terbarukan tersebut membuat kedua belah pihak dapat berkolaborasi lebih lanjut dalam ranah tersebut.

Selain itu, Luhut optimis bahwa upaya kerja sama dengan pihak-pihak di dalam kedua perjanjian ini akan memperkuat kebijakan Presiden Joko Widodo di sektor perekonomian, salah satunya dalam upaya untuk menyatukan langkah-langkah pemulihan ekonomi.

"Semoga [perjanjian] ini juga bisa memperkuat kebijakan Presiden Joko Widodo, untuk menyatukan langkah-langkah pemulihan ekonomi sebagai bahan utama dalam memerangi pandemi Covid-19," ujarnya.

Luhut mengungkapkan bahwa Forrest, melalui perusahaannya Fortescue Metal Group (FMG), akan menggarap pengembangan 60 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga air, dan 25 GW pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Luhut mengatakan juga bahwa Forrest pun akan menggelontorkan biaya hingga puluhan miliar dolar dalam pendanaan proyek pengembangan energi hijau tersebut. Namun, Luhut tidak memberikan informasi berapa angka pasti yang akan digelontorkan.

"Investasi untuk pembangkit listrik, tidak termasuk infrastruktur tambahan, akan menelan biaya sekitar puluhan miliar dollar. Investasi yang sangat besar ini seharusnya memberikan dampak positif bagi Indonesia," ungkapnya.

Usai penandatanganan ini dilakukan, Luhut akan membentuk sebuah satuan tugas terdiri dari perwakilan pemerintah dan perusahaan Forrest. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pelaksanaan investasi.

"Satuan tugas terdiri dari semua pemangku kepentingan utama dari kedua belah pihak yang akan diminta untuk melaksanakan pelaksanaan investasi secepat mungkin," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper