Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bandara YIA Senasib Bandara Kertajati, Menhub Budi Beri Alasan

Menhub Budi Karya menjelaskan perihal Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang sampai saat ini masih sepi penumpang dan dihubungkan dengan nasib Bandara Kertajati.
Penumpang keluar dari area bandara seusai mendarat dengan pesawat komersial Citilink saat penerbangan perdana di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (6/5/2019)./ANTARA-Andreas Fitri Atmoko
Penumpang keluar dari area bandara seusai mendarat dengan pesawat komersial Citilink saat penerbangan perdana di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (6/5/2019)./ANTARA-Andreas Fitri Atmoko

Bisnis.com, JAKARTA - Banyaknya kritikan mengenai kemungkinan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) mengalami nasib seperti Bandara Kertajati di Jawa Barat, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya buka suara. Sepinya bandara di Kulonprogo ini lebih karena pandemi Covid-19.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan sepinya Bandara Kulonprogo, Yogyakarta lebih karena masalah pandemi Covid-19 yang membuat orang tidak bepergian. Dia optimistis pasca pandemi bandara ini akan ramai.

"Ini masalah pandemi saja, angkutan pendukungnya, kereta api setiap 30 menit ada, jarak tempuh 30 menit ke pusat kota, per 30 menit, jarak tempuhnya 30 menit, DAMRI ada, ya dualah, tidak mungkin pakai pesawat lain," ujarnya, Senin (31/8/2020).

Dia juga menampik jika YIA akan bersinggungan dengan pengguna penerbangan Bandara Internasional Adi Sumarmo, Solo. Dalihnya, arus penumpang dan pesawat yang terus naik baik di YIA maupun Solo membuat keduanya saling melengkapi.

"Trafik naik terus dan saling melengkapi, Solo dan Yogyakarta itu saling melengkapi. Orang Klaten itu senangnya terbang di Solo," urainya.

Adapun arus penumpang di Bandara YIA terus mengalami peningkatan di tengah pandemi Covid-19, pada Mei 2020, penumpang yang lalu lalang hanya 3.709 penumpang, pada Juni 2020 naik menjadi 48.806 penumpang. Setelah itu berturut-turut kenaikan penumpang terus terjadi, pada Juli 2020 sebanyak 86.546 penumpang dan pada 1-24 Agustus 2020 sebanyak 93.860 penumpang.

Sejalan dengan arus penumpang, arus pesawat juga bertambah seiring waktu, pada Mei 2020 sebanyak 127 pergerakan, sementara, Juni 2020 naik menjadi 727 pergerakan. Adapun Juli 2020 menjadi 1.045 pergerakan, sementara pada 1-24 Agustus 2020 mencapai 960 pergerakan.

YIA dibangun dengan investasi dana sebesar Rp11,3 triliun, di mana Rp7,1 triliun digunakan untuk pembangunan fisik dan Rp4,2 triliun untuk pembebasan lahan.

Dengan luas terminal sebesar 219.000 meter persegi dan total luas area bandara mencapai 587 hektar, menjadikan YIA sebagai salah satu bandara terbesar di Indonesia dengan kapasitas saat ini dapat menampung hingga 20 juta penumpang per tahun atau 11 kali lebih besar dari Bandara Adisutjipto yang hanya dapat menampung 1,6 juta penumpang per tahun. Pada kapasitas ultimate, YIA nantinya dapat menampung hingga 24 juta orang per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper