Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Plastik Panca Budi (PBID) Kuartal III Bakal Meningkat

Produksi plastik Panca Budi dapat tumbuh sekitar 3,41 persen dibandingkan dengan realisasi akhir 2019 menjadi 121.000 ton pada akhir 2020.
Kantong plastik merk Tomat, salah satu produk PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID). Istimewa
Kantong plastik merk Tomat, salah satu produk PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID). Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Panca Budi Idaman Tbk. mengapresiasi langkah pemerintah yang menargetkan cukai plastik senilai Rp0. Namun, perseroan masih akan mengawasi aturan mengenai kantong plastik ke depannya.

Direktur PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) Lukman Hakim mengatakan bahwa saat ini produksi plastik perseroan mengalami peningkatan dibandingkan dengan 3 bulan sebelumnya. Namun, Lukman menyatakan pihaknya masih belum akan menyesuaikan strategi produksi terkait dengan penetapan target cukai plastik 2021.

"Jadi, kami masih monitoring [peraturan pemerintah soal plastik]. Namun, kalau pemerintah menetapkan [target cukai plastik 2021] Rp0, kami sangat menghargai keputusan pemerintah," ucapnya kepada Bisnis, Senin (31/8/2020).

Adapun, Lukman menyatakan bahwa produksi pada 3 bulan ketiga 2020 akan naik sekitar 5 persen—10 persen. Angka tersebut berakselerasi dari pertumbuhan pada kuartal II/2020 secara kuartalan sebesar 3 persen.

Dia masih optimistis produksi plastik perseroan dapat tumbuh sekitar 3,41 persen dibandingkan dengan realisasi akhir 2019 menjadi 121.000 ton pada akhir 2020.

Menurutnya, utilitas pabrikan saat ini masih belum berubah dari level 80 persen.  Adapun, lanjutnya, total produksi pada akhir tahun lalu mencapai 117.000 ton atau tumbuh 28,57 persen secara tahunan.

Lukman menyampaikan bahwa pihaknya pada semester II/2020 akan melakukan diversifikasi produk selain kantong plastik. Oleh karena itu, produksi kemasan seperti dus kue dan kertas nasi akan naik sekitar 10 persen pada akhir 2020.

Selain itu, Lukman mengatakan bahwa permintaan ekspor perseroan meningkat pada kuartal I/2020. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya negara produsen kemasan yang tidak berproduksi lantaran adanya implementasi protokol penguncian.

Pandemi Covid-19 juga menyebabkan adanya gangguan pada pasokan bahan baku ke  sektor manufaktur.

Lukman menyatakan bahwa perseroan telah mengantisipasi hal tersebut dengan bekerja sama dengan lebih dari 20 pemasok bahan baku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper