Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bina Marga Paparkan Masalah Utama Pengelolaan Jalan ke DPR

Saat ini jumlah kontraktor konstruksi jalan lebih banyak dibandingkan dengan penawaran kerja yang diberikan.
Pekerja menyelesaikan perbaikan jalur pantura Patrol, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (22/5/2019)./ANTARA-Dedhez Anggara
Pekerja menyelesaikan perbaikan jalur pantura Patrol, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (22/5/2019)./ANTARA-Dedhez Anggara

Bisnis.com, JAKARTA — Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR memaparkan sejumlah masalah utama dalam pengelolaan jalan, guna menerima masukan dalam pembahasan revisi Undang-Undang Nomor 38/2004 tentang Jalan.

Salah satunya pemerintah akan mengandalkan jalan tol sebagai tulang punggung lalu lintas jalan.

Dirjen Bina Marga Hedy Rahadian menjelaskan beberapa masalah utama yang dihadapi pihaknya perlu dimasukkan dalam revisi UU Jalan.

"Misalnya, di penggunaan jalan yang sebagian besar atau di atas 50 persen itu overload, kalau aturannya sudah ada, tetapi masalahnya seperti di penegakan hukum yang belum cukup baik," ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR yang ditayangkan secara virtual, Rabu (26/8/2020).

Masalah lainnya yaitu tentang pekerjaan preservasi atau pemeliharaan jalan yang belum efektif.

Menurut Hedy, perlu ada regulasi yang berpihak pada preservasi anggaran atau penggunaan anggaran yang berpihak pada pemeliharaan jalan. Serta perlu adanya dorongan dan inovasi pembiayaan dalam perawatan jalan, misalnya, dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha.

Masalah lain yang kerap dihadapi Bina Marga yaitu soal kualitas pekerjaan proyek jalan. Saat ini jumlah kontraktor konstruksi jalan lebih banyak dibandingkan penawaran kerja yang diberikan. Akibatnya, para kontraktor memilih untuk banting harga penawaran lelang yang dapat berakibat pada turunnya kualitas hasil pekerjaan.

Tidak cukup sampai di situ, dalam hal kualitas pekerjaan jalan juga tentang perawatan jalan, misalnya, penambalan lubang jalan yang terlambat yang akibatnya kerusakan jalan makin bertambah. Kemudian rumput tinggi di samping jalan tidak dipotong, sampai pada pemeliharaan bahu jalan.

Sementara itu, untuk waktu tempuh, penggunaan jalan umum dinilai memakan waktu tempuh yang lebih tinggi akibat masalah-masalah yang ada sebelumnya, seperti tingginya hambatan samping, kondisi jalan yang rusak, hingga jalan yang kelebihan beban.

"Solusinya yaitu mengandalkan jalan bebas hambatan [tol] sebagai tulang punggung lalu lintas jalan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper