Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angkutan Udara Dinilai Lebih Aman dari Potensi Penularan Covid-19, Benarkah?

Pengamat dari Japri Gerry Soedjatman menjabarkan berdasarkan riset yang dilakukan oleh IATA dengan mengambil contoh kasus sebanyak 18 maskapai atau setara dengan 14 persen dari trafik global. IATA tak menemukan bukti pasti penularan dalam pesawat. Hanya kemungkinan empat kasus awak pesawat dan tiga antar pilot.
Ilustrasi - Calon Jamaah Umroh menunggu kepastian untuk berangkat ke Tanah Suci Mekah di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/2/2020). Ribuan calon Jamaah Umroh yang melalui bandara Soetta gagal berangkat karena adanya penghentian sementara masuknya warga negara asing ke wilayah kerajaan Arab Saudi hingga batas waktu yang belum ditentukan untuk mencegah penyebaran virus corona ke negara itu. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi - Calon Jamaah Umroh menunggu kepastian untuk berangkat ke Tanah Suci Mekah di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/2/2020). Ribuan calon Jamaah Umroh yang melalui bandara Soetta gagal berangkat karena adanya penghentian sementara masuknya warga negara asing ke wilayah kerajaan Arab Saudi hingga batas waktu yang belum ditentukan untuk mencegah penyebaran virus corona ke negara itu. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soedjatman mengatakan berdasarkan hasil kajian secara ilmiah oleh Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA), pesawat telah menggunakan filter HEPA (High Efficiency Particulate Air) yang dinyatakan lebih aman untuk penyebaran virus corona.

Pengamat dari Japri Gerry Soedjatman menjabarkan berdasarkan riset yang dilakukan oleh IATA dengan mengambil contoh kasus sebanyak 18 maskapai atau setara dengan 14 persen dari trafik global. IATA tak menemukan bukti pasti penularan dalam pesawat. Hanya kemungkinan empat kasus awak pesawat dan tiga antarpilot.

Selain itu, dari 1.100 kasus penumpang yang terjangkit Covid-19 setelah terbang, tidak ditemukan adanya penularan dari mereka ke penumpang lain. Hanya ditemukan dua kasus kemungkinan penularan ke awak pesawat dengan lebih dari 100.000 penumpang lainnya yang naik penerbangan yang sama dengan mereka.

"Secara ilmiah demikian ya, tetapi kan secara psikologis akan menjadi berbeda karena apakah masyarakat siap bepergian dengan kapasitas pesawat yang saat ini lebih penuh lagi,” jelasnya, Jumat (21/8/2020).

Oleh karena itu, kata dia, dari sisi operator bandara dan maskapai tetap harus mengantisipasi jumlah penumpang dan jumlah penerbangan agar tidak mengalami penumpukan.

Hal lainnya yang perlu menjadi pertimbangan adalah operator dapat menyediakan penyanitasi tangan agar penumpang dapat membersihkan tangannya di dalam kabin pesawat di samping kesadaran penumpang dalam menggunakan masker.

“Kemudian ini preferensinya beda-beda. Tapi paling tidak faceshield bisa menenangkan penumpang dengan rasa lebih aman. Penumpang juga diberi desinfektan wipes atau perlengkapan diri lainnya dari maskapai, kalau memang masih nggak pede,” jelasnya.

Senada pengamat dari Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno menilai saat ini resiko penularan dan penyebaran Covid-19 lewat transportasi bukan menjadi isu utama karena saat ini telah menjadi resiko yang ditanggung perseorangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper