Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 5 Langkah Penting untuk Pemulihan Ekonomi Versi Bos BI

lima langkah ini akan mendorong pemulihan ekonomi Indonesia pada sisa dua kuartal tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Selasa (14/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Selasa (14/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memaparkan lima langkah penting yang akan terus dilakukan untuk memperkuat pemulihan ekonomi ke depan.

Perry mengatakan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang membatasi mobilitas manusia dan barang, berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat, permintaan domestik, produksi, hingga investasi.

Namun, dia mengungkapkan indikasi ekonomi mulai membaik mulai terlihat pada Juli 2020, di antaranya membaiknya indikator penjualan eceran, survei ekspektasi konsumen, keyakinan pelaku usaha, juga PMI manufaktur yang meningkat.

Pertama, penerapan pembukaan sektor-sektor ekonomi yang dapat dibuka dengan tetap menjalankan protokol Covid-19, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, hotel, dan restoran.

Pemerintah juga mulai bersinergi dengan pemerintah daerah untuk membuka sektor pariwisata, khususnya Bali yang kemudian akan diikuti oleh daerah lain dengan tetap konsisten menjalankan protokol Covid-19.

"Gubernur Bali sudah menyampaikan di Bali tidak hanya hotel, tapi tempat wisata sudah melakukan sertifikasi Covid-19. Ini memberikan keyakinan wisata domestik dan luar negeri kalau di Bali ada hotel, restoran, dan tempat wisata yang sudah memenuhi sertifikasi, dan akan dilakukan di daerah lain," katanya, Rabu (19/8/2020).

Kedua, yaitu percepatan belanja pemerintah yang akan berdampak pada peningkatan aktivitas ekonomi, penigkatan permintaan domestik, sehingga dapat mendorong pemulihan ekonomi.

Ketiga, Perry menyatakan BI akan terus melakukan kebijakan moneter yang longgar. Selai pemangkasan suku bunga yang telah dilakukan BI pada Juli lalu menjadi 4 persen, quantitative easing (QE) juga terus digelontorkan, baik melalui perbankan maupun pembelian SBN di pasar perdana.

Keempat, yaitu kebijakan restrukturisasi kredit OJK. Hingga Juni 2020, tercatat kredit perbankan yang telah direstrukturisasi mencapai 15,71 persen dari total kredit bank.

Kelima, melalui digitalisasi sistem keuangan. Menurut Perry, pandemi Covid-19 dapat dijadikan sebagai peluang untuk mengakselerasi digitalisasi UMKM. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 4,3 juta UMKM telah menerapkan QRIS (quick response Indonesia standard)

"Ini akan mendorong pemulihan ekonomi Indonesia. Pemerintah dan BI melihat perbaikan ekonomi mulai kelihatan dan Insyaallah akan semakin baik di triwulan II dan IV," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper