Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bappenas dan Kemenparekraf Dorong Sektor Ekraf dalam Negeri

Pemerintah tengah membentuk ekosistem ekonomi kreatif yang lebih baik, dengan mengembangkan distrik kreatif.
Pekerja memotret produk sepatu Prospero yang akan dipasarkan melalui platform digital di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebanyak 9,4 juta UMKM sudah menggunakan atau memasarkan produknya melalui pasar e-commerce dan mendapatkan manfaat penggunaan teknologi digital untuk transaksi lintas batas./ANTARA FOTO-Adeng Bustomi
Pekerja memotret produk sepatu Prospero yang akan dipasarkan melalui platform digital di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebanyak 9,4 juta UMKM sudah menggunakan atau memasarkan produknya melalui pasar e-commerce dan mendapatkan manfaat penggunaan teknologi digital untuk transaksi lintas batas./ANTARA FOTO-Adeng Bustomi

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor ekonomi kreatif mencatatkan peningkatan dalam beberapa tahun ini, tetapi pandemi virus corona (Covid-19) memberikan dampak pada pada sektor ini.

Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas Leonardo A.A. Teguh Sambodo mengatakan bahwa ekonomi kreatif (ekraf) dalam negeri terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Kendati kini terkendala karena wabah pandemi Covid-19, pihaknya optimistis ekraf bakal kembali meningkat dengan sejumlah upaya penanganan yang disiapkan pemerintah.

Dia menuturkan, dari 17 subsektor yang ada di bawah naungan ekraf dalam negeri, setidaknya ada 6 subsektor unggulan yang telah disepakati oleh Bappenas dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk terus didorong.

Terdapat 6 subsektor tersebut dibagi ke dalam dua klaster. Satu, subsektor yang peranannya sudah besar terhadap perekonomian negara yaitu kuliner, fesyen, dan kerajinan tangan atau kriya. Leonardo mengungkapkan tiga subsektor ini telah memiliki pasar yang besar di dalam dan luar negeri.

Dua, subsektor yang perlu didorong karena nilai tambahnya atau pendapatan yang bisa didatangkannya sangat tinggi yakni film, aplikasi dan game (gim), dan musik. Menurutnya, ketiganya merupakan subsektor unggulan yang bisa menjadi lokomotif guna menarik subsektor kreatif lainnya dan mendatangkan nilai tambah yang signifikan.

Dia menjabarkan film misalnya bisa melibatkan berbagai subsektor ekraf lain seperti fotografi, animasi, kuliner, desain produk, hingga periklanan. Lebih jauh, film bisa mendongkrak sektor pariwisata seperti yang terjadi pada film Laskar Pelangi (2008) atau yang lebih baru seperti Bumi Manusia (2019).

Sementara subsektor aplikasi dan gim memiliki potensi besar karena jangkauannya tak hanya di bidang ekraf tapi hampir di semua sektor, yang selaras dengan upaya digitalisasi di berbagai bidang industri. Adapun, musik juga dapat menjadi gerbon untuk menarik subsektor lain dan punya pasar yang sangat besar.

“Ini akhirnya ditetapkan enam subsektor unggulan. Tiga kelompok yang merupakan skala ekonomi yang sudah mapan, ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Tiga kelompok baru yang sedang didorong supaya bisa menarik sektor lainnya untuk tumbuh,” katanya kepada Bisnis baru-baru ini.

Leonardo menuturkan bahwa pemerintah melalui berbagai kementerian terkait terus mendorong subsektor ekonomi kreatif dengan sejumlah upaya. Utamanya adalah penguatan sumber daya manusia, kesiapan dan fasilitasi pasar, insentif dan stimulus pelaku usaha, dan penguatan pemanfaatan teknologi digital.

Dalam konteks penanganan pandemi, dia menuturkan upaya tanggap darurat yang telah dilakukan termasuk mengusulkan perluasan insentif fiskal pemerintah. Bentuknya adalah perluasan pembebasan PPh 21 DTP untuk pekerja di 14 subsektor ekraf (tidak termasuk arsitektur dan periklanan).

Ada juga bentuk lain dengan mendorong partisipasi pelaku usaha ekraf selama masa pandemi. Contohnya mendorong pelaku desainer fesyen untuk memproduksi masker kain, “Selain itu pemerintah juga telah menyiapkan dan memberikan insentif bagi pelaku ekonomi kreatif untuk pemasaran dan berkarya melalui media daring,” katanya.

Adapun, dalam konteks yang lebih panjang, Leonardo menuturkan salah satu upaya yang tengah disiapkan untuk membentuk ekosistem ekonomi kreatif yang lebih baik adalah dengan mengembangkan distrik kreatif yang akan menjadi rujukan pelaku industri di sektor ini.

Tujuannya adalah menciptakan ekosistem kondusif bagi pelaku ekonomi kreatif Tanah Air di dalam satu kawasan, yang punya infrastruktur dan fasilitas penunjang hingga kemudahan akses dan perizinan terkait aktivitas kreatif.

Dia menuturkan saat ini Bappenas bersama Kemenparekraf dan pihak terkait lain sedang menggodok konsep lebih lanjut. Rencananya, ada dua distrik yang akan dikembangkan satu di wilayah Maja-Rangkas Bitung dan dua di Karawang.

“Ini dipilih karena beberapa alasan termasuk untuk meng-cover dua klaster besar ekonomi kreatif dari Jakarta dan sekitarnya dan satu lagi dari Bandung dan sekitarnya. Selain itu, ini juga dipilih karena lokasinya sudah ada pembangunan infrastruktur penunjang sehingga tidak harus investasi dua kali,” katanya.

Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Santosa Sungkari menuturkan bahwa pihaknya akan membangun creative hub di 5 destinasi super prioritas mulai 2020 hingga 2021.

Sebagai informasi, lima destinasi super prioritas tersebut adalah Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT); Likupang, Sulawesi Utara; Danau Toba, Sumatera Utara; Candi Borobudur, Jawa Tengah; dan Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurutnya, creative hub ini diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan bagi para pelaku industri kreatif yang ada di sekitar kawasan destinasi, sehingga bisa meningkatkan perekonomian setempat dan memberikan layanan yang lebih menyeluruh di tempat wisata.

Hari memaparkan proses pembangunan creative hub di Labuan Bajo sudah mulai berjalan dan ditarget rampung pada akhir tahun ini. sementara, empat creative hub lainnya saat ini masih dalam taraf perancangan dan perencanaan.

“Kami pastikan creative hub di Labuan Bajo terus berproses. Untuk target tahun ini lebih ke serah terima hasil pekerjaan interior. Tahun depan baru kita bangun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper