Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Ekspor Juli 2020 Turun 9,9 persen Jadi US$13,73 miliar

Data BPS menunjukkan penurunan ekspor secara tahunan tersebut dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas non migas salah satunya adalah batu bara turun yang turun 28,47 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto memberikan keterangan saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/7/2020).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto memberikan keterangan saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/7/2020).

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor Juli 2020 mencapai US$13,73 miliar, turun 9,9 persen secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$15,24 miliar.

Sementara itu, secara bulanan, realisasi ekspor pada Juli 2020 menunjukkan tren positif yakni naik 14,33 persen dari posisi Juni 2020 sebesar US$12,01 miliar.

"Dengan nilai ekspor ini dibandingkan Juli 2019, nllai ekpor Indonesia turun 9,90 persen dan kita bisa lihat disana karena ada penurunan ekspor migas 49,69 persen, dan ekspor non migas 5,87 persen,"  kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung melalui YouTube resmi BPS, Selasa (18/8/2020).

Dia menyebut situasi ekspor secara tahunan (yoy) memang menunjukkan bahwa situasi belum pulih sepenuhnya. Sebaliknya, Suhariyanto mengemukakan realisasi ekspor bulanan (monh to month) justru menunjukkan progres yang menggembirakan.

Data BPS menunjukkan penurunan ekspor secara tahunan tersebut dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas non migas salah satunya adalah batu bara turun yang turun 28,47 persen.

Sementara itu, kenaikan ekspor secara bulanan didukung oleh kenaikan ekspor migas 23;77 persen dan ekspor nonmigas 13,86 persen.

"Tetapi kalau dilihat grafik ekspor [mtm], trennya terus ke atas. Tentunya berharap ekspor terus meningkat. Ini menunjukkan progres menggembirakan," tambahnya.

Secara akumulatif, realisasi ekspor sepanjang Januari-Juli 2020 mencapai US$90,12 miliar atau turun 6,21 persen dibandinkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan struktur barang, impor konsumsi dan bahan baku mengalami penurunan 21,01 persen dan 2,50 persen (mtm). Impor barang konsumsi turun dipicu oleh penurunan impor bawang putih dari bawang putih dari China, obat dari Inggris dan buah pir dari China.

Sementara itu, penurunan impor bahan baku didorong oleh penurunan impor gula mentah dari Brasil dan biji gandung dari Kanada. Adapun, impor barang modal naik 10,82 persen (mtm).

Secara tahunan, seluruh jenis impor mengalami penurunan. Impor konsumsi turun 24,11 persen, bahan baku/barang penolong turun 34,46 persen dan barang modal turun 29,25 persen (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper