Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Juli Anjlok, Produksi Semen Bergerak di Zona Merah

Produksi semen pada Juli 2020 kembali bergerak di zona merah. Dengan kata lain, pertumbuhan negatif volume produksi semakin kuat pada akhir 2020.
Pekerja memindahkan semen Tonasa (Semen Indonesia Group) ke atas kapal di Pelabuhan Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (10/6)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Pekerja memindahkan semen Tonasa (Semen Indonesia Group) ke atas kapal di Pelabuhan Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (10/6)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Produksi semen pada Juli 2020 kembali bergerak di zona merah. Dengan kata lain, pertumbuhan negatif volume produksi semakin kuat pada akhir 2020.

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mendata konsumsi semen per Juli 2020 anjlok 16,3 persen secara tahunan menjadi 5,3 juta ton. Realisasi tersebut merupakan yang terburuk selama 7 bulan pertama 2020.

"Walau memang ada kenaikan tipis 10 persen terhadap Juni 2020, penurunan konsumsi semen curah [secara tahunan] cukup besar atau turun 38 persen," ujar Ketua Umum ASI Widodo Santoso kepada Bisnis, Selasa (18/8/2020).

Widodo menilai penurunan produksi semen curah tersebut disebabkan oleh penundaan pembangunan infrastruktur dan proyek strategis pada Juli 2020. Namun demikian, Widodo memahami penundaan pembangunan tersebut lantaran pemerintah masih fokus menangani pandemi Covid-19.

Secara wilayah, penurunan terbesar terjadi di kawasan Sulawesi yang mencapai 26,1 persen menjadi sekitar 413.000 ton. Namun demikian, penurunan di Sumatra dan Jawa memberikan efek terbesar lantaran sekitar 70 persen konsumsi semen masih berada di dua pulau tersebut.

Konsumsi di Sumatra per Juli 2020 terkoreksi sekitar 9,8 persen menjadi 1,14 juta ton, sedangkan konsumsi di Jawa jatuh hingga 19,7 persen menjadi 2,96 juta ton. Hampir seluruh wilayah pasar domestik mengalami penurunan konsumsi kecuali di Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Konsumsi semen di Maluku dan Papua pada awal semester II/2020 tumbuh 12 persen secara tahunan menjadi 164.000 ton. Konsumsi di bagian paling timur Indoneisa secara konsisten tumbuh positif selama tahun berjalan.

Secara konsolidasi, konsumsi semen nasional selama 7 bulan pertama 2020 anjlok 9,2 persen menjadi 32,51 juta ton. Dengna kata lain, konsumsi semen selama Januari-Juli 2020 lebih rendah 3,29 juta ton dari realisasi periode yang sama tahun lalu.

"Sisa waktu tinggal 5 bulan. Apabila penjualan selama 5 bulan bisa sama dengan tahun lalu dan ekspor bisa naik maksimal 200.000 per bulan atau naik 1 juta [hingga akhir 2020]. Devisit tinggal 1,3 juta ton sehingga penjualan dalam negeri hanya turun sekitar 3 persen saja," ucap Widodo.

Adapun, konsolidasi produksi semen secara keseluruhan pada Januari-Juli 2020 mencapai 36,92 juta ton atau merosot 6,3 persen. Widodo menilai jika tidak ada perbaikan konsumsi di pasar lokal maupun global, realisasi produksi semen pada tahun ini akan anjlok lebih dari 5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper