Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi 2021 Diproyeksi Tumbuh 5,5 Persen, Ekonom: Penanganan Covid-19 Harus Lebih Serius!

Pemerintah juga harus memberi perhatian pada masyarakat kelas menengah. Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak pekerja kehilangan pekerjaan sehingga menjadi pengangguran.
Presiden Joko Widodo memberikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo memberikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal berpendapat diperlukan upaya serius pemerintah untuk bisa mencapai angka pertumbuhan 5,5 persen tersebut tahun depan.

"Pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 diperkirakan kontraksi, kalau dengan kaca mata sekarang belum bisa dibilang akan tercapai," katanya, Jumat (14/8/2020).

Menurutnya, relaksasi pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah harus disertai dengan penanganan wabah virus Corona yang lebih tinggi lagi.

"Kalau relaksasi tapi penangan wabah tidak serius, maka salah satunya akan dikorbankan," tuturnya.

Faisal mengatakan, satu-satunya yang bisa diandalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan adalah konsumsi rumah tangga.

Namun kendalanya, konsumsi rumah tangga mengalami tekanan yang sangat dalam pada 2020. Sehingga, imbuhnya, pemerintah tetap harus mengucurkan stimulus dan difokuskan pada kalangan bawah.

Meski demikian, pemerintah juga harus memberi perhatian pada masyarakat kelas menengah. Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak pekerja kehilangan pekerjaan sehingga menjadi pengangguran.

Angka kemiskinan juga dipastikan akan meningkat, bahkan akan mencapai dua digit jika kelompok masyarakat tersebut tidak mendapatkan stimulus bansos.

"Akan tetapi, di 2021 masalahnya implementasi bansosnya seberapa cepat. Kalau 2021 penyaluran BLT [bantuan langsung tunai] tidak cepat, apapun skemanya, [angka kemiskinan] bisa double digit," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper