Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utang Luar Negeri RI Naik 5 Persen Jadi US$408,6 Miliar

Angka itu terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$199,3 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$209,3 miliar.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) RI mengalami peningkatan pada kuartal II/2020 menjadi sebesar US$408,6 miliar. Angka itu terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$199,3 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$209,3 miliar.

ULN Indonesia tersebut tumbuh 5,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 0,6% (yoy), disebabkan oleh transaksi penarikan neto ULN, baik ULN pemerintah maupun swasta. Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah.

ULN pemerintah pada akhir kuartal II/2020 tercatat sebesar US$196,5 miliar, tumbuh 2,1% (yoy), setelah pada kuartal sebelumnya terkontraksi 3,6% (yoy). Peningkatan ini seiring dengan penerbitan sukuk global untuk memenuhi target pembiayaan, termasuk satu seri Green Sukuk yang mendukung pembiayaan perubahan iklim.

Selain itu, arus masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang masih cukup tinggi mengindikasikan persepsi yang positif terhadap pengelolaan kebijakan makroekonomi dalam memitigasi dampak pandemi Covid-19, menjaga stabilitas dan mendorong pemulihan ekonomi.

ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,5% dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (16,3%), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,4%), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,7%).

Sementara itu, ULN swasta juga tercatat tumbuh 8,2% (yoy) pada akhir kuartal II, lebih tinggi dari kenaikan kuartal sebelumnya sebesar 4,7% (yoy). Perkembangan ini disebabkan oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan, sedangkan ULN lembaga keuangan tercatat kontraksi.

Pada akhir kuartal II/2020, ULN perusahaan bukan lembaga keuangan terakselerasi dari 7,0% (yoy) pada kuartal sebelumnya menjadi 11,4% (yoy), sedangkan ULN lembaga keuangan terkontraksi 1,7% (yoy), lebih rendah dari kontraksi 2,4% (yoy) pada kuartal sebelumnya.

Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,3% dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), sektor pertambangan & penggalian, dan sektor industri pengolahan.

Lebih lanjut, Bank Indonesia menyatakan struktur ULN Indonesia masih tetap sehat, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal II/2020 sebesar 37,3%, meningkat dibandingkan dengan rasio kuartal sebelumnya sebesar 34,5%. Meskipun meningkat, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,0% dari total ULN.

“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” demikian dikutip Bisnis dari pernyataan yang disampaikan Direktur Eksekutif/Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, Jumat (14/8/2020).

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper