Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Prediksi Peluang Surplus Neraca Dagang Juli 2020 Kecil

Aktivitas ekspor pada Juli 2020 belum menunjukkan tanda-tanda kenaikan, sedangkan geliat industri dari sisi permintaan impor mulai tampak.
Ekonom Senior Institute For Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati /Bisnis.com
Ekonom Senior Institute For Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Peluang surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2020 diperkirakan kecil karena permintaan impor yang sudah mulai menunjukkan pemulihan sementara ekspor masih mengalami tekanan.

Ekonom Senior Institute For Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan aktivitas ekspor pada Juli 2020 belum menunjukkan tanda-tanda kenaikan.

Di samping itu, banyak negara yang mengalami resesi bahkan mencatatkan penurunan ekonomi dua digit. Hal ini menunjukkan permintaan masih sangat terbatas sehingga harga komoditas juga masih mengalami tekanan.

"Juli 2020 dari sisi ekspor dibandingkan Juni 2020 menurun, tapi di sisi impor tidak ada tekanan," katanya kepada Bisnis, Kamis (13/8/2020).

Enny mengatakan angka PMI manufaktur Indonesia yang meningkat pada Juli 2020 menunjukkan adanya geliat industri dari sisi permintaan impor.

Dia menjelaskan, eskpor pada Juli mengalami penurunan karena harga logam mulia sudah mulai turun di pasar internasional. Di sisi lain, impor untuk beberapa kegiatan industri mengalami kenaikan karena industri di Indonesia bergantung pada bahan baku impor.

"Saya khawatir ekspor relatif stagnan karena rendahnya permintaan dunia tapi sudah mulai ada geliat impor lagi, prediksi saya tidak surplus lagi, kalaupun surplus lebih kecil dari Juli 2020," katanya.

Sementara, Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memproyeksi neraca dagang Indonesia pada Juli 2020 akan surplus US$544 juta. Nilai ini lebih rendah dari Juni lalu yang tercatat surplus US$1,27 miliar.

Menurutnya, impor dan ekspor masih akan mengalami tekanan yang dalam pada periode tersebut. Ekspor diperkirakan masih akan terkontraksi -17,16 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), sementara ekspor diperkirakan terkontraksi -21,02 persen.

Wisnu menjelaskan, pendorong surplus pada Juli 2020 didorong oleh komoditas seperti emas dan produk holtikultura yang tetap berpotensi membukukan kinerja positif.

"Sementara prospek ekspor 2 bulan ke depan diharapkan akan membaik seiring dengan kenaikan signifikan pada harga CPO," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper