Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 Diprediksi Minus 2,2 Persen

Proyeksi tersebut didasarkan pada asumsi bahwa sektor-sektor perekonomian Indonesia akan dibuka sepenuhnya mulai dari kuartal IV/2020 dan pemerintah tidak lagi memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti pada kuartal II/2020.
Pengunjung beraktivitas di taman Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (13/12/2018)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Pengunjung beraktivitas di taman Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (13/12/2018)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan mengalami pertumbuhan negatif pada 2020, menyusul realisasi di kuartal kedua yang tercatat minus 5,32 persen secara year-on-year (yoy).

Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan Republik Indonesia Eric Alexander Sugandi sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun akan turun 1,0 persen.

"Dengan memperhitungkan data [PDB0 Produk Domestik Bruto Indonesia pada triwulan II/2020, IKS merevisi proyeksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2020 ke -2,2 persen," katanya dalam kajian ekonomi yang dikutip Bisnis, Senin (10/8/2020).

Eric menyampaikan proyeksi tersebut didasarkan pada asumsi bahwa sektor-sektor perekonomian Indonesia akan dibuka sepenuhnya mulai dari kuartal IV/2020 dan pemerintah tidak lagi memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti pada kuartal II/2020.

Meski demikian, menurutnya ekonomi Indonesia masih berpeluang tumbuh positif secara kuartalan pada kuartal III dan IV tahun ini walaupun angka secara tahunan (yoy) akan negatif.

Sebagaimana diketahui, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 4,19 persen quarter to quarter (qtq) atau terkontraksi 5,3 persen yoy pada kuartal II/2020.

Berdasarkan lapangan usaha, sektor transportasi dan pergudangan, serta sektor industri pengolahan merupakan penyumbang utama kontraksi ekonomi pada kuartal kedua tahun ini.

Sementara dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto merupakan penyumbang utama kontraksi ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper