Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Pandemi, Volume Angkutan Batu Bara PTBA Turun 20 Persen

Angkutan kereta batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) relasi Tanjung Enim Baru-Tarahan mengalami penurunan volume angkut sekitar 20 persen dari pada kuartal II/2020.
Ilustrasi angkutan batu bara berbasis rel. / Dok. ptba.co.id
Ilustrasi angkutan batu bara berbasis rel. / Dok. ptba.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Angkutan kereta batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) relasi Tanjung Enim Baru-Tarahan mengalami penurunan volume angkut sekitar 20 persen dari pada kuartal II/2020 dibandingkan dengan pada kuartal sebelumnya pada kuartal I/2020 dari 5,3 juta ton menjadi 3,9 juta ton.

Deputi EVP Divre IV Tanjungkarang Teguh Imam Santoso mengharapkan peningkatan pengangkutan volume batu bara dan muatan lain seperti semen dan BBM terjadi pada triwulan III/2020 di Tarahan. Selain itu, upaya yang sama juga dilakukan di Stasiun Tarahan Pelayanan bongkar harian angkutan batu bara relasi Tanjung Enim Baru-Tarahan mulai mengalami peningkatan rata-rata rangkaian kereta yang mengangkut barang.

“Pada awal pandemi hanya 16 rangkaian kini melayani 19-20 rangkaian kereta batu bara setiap harinya selama periode Juni sampai Juli 2020,” jelasnya, Minggu (9/8/2020).

Sementara itu, Komisaris PT KAI (persero) Cris Kuntadi mengharapkan peningkatan yang sama untuk di Tarahan. Menurutnya Gerbong kosong yang tidak memuat balik muatan yang melintas dari Tarahan ke Palembang seharusnya dapat berisi muatan.

"Ke depan kami berharap pengangkutan muatan dapat dimaksimalkan karena pengangkutan maksimal 19-20 rangkaian kereta yang membawa 59-60 gerbong kereta melintas setiap hari. Jadi sekitar 1.200 gerbong yang bermuatan 52 ton belum dimanfaatkan. Jika hal ini dimanfaatkan maka nilai tambah yang ditimbulkan akan sangat luar biasa", jelasnya.

Upaya untuk meningkatkan kapasitas pengangkutan rel juga dilakukan oleh Balai Teknik Perkeretaapian Sumbagsel Kementerian Perhubungan. Saat ini untuk mengembangkan lintas Kertapati-Lampung dan Muara Enim-Lubuk Linggau haru dilakukan dengan meningkatkan persinyalan yang masih mekanik menjadi ke elektrik. Namun pengembangan ini masih tersendat di studi.

"Sarana prasarana persinyalan itu harus maksimal karena sebetulnya yang memperoleh manfaat terbesar adalah PT KAI, sehingga apapun yang akan dilakukan, investasi apapun yang dikerjakan oleh BTP Sumbagsel itu harus didukung semaksimal mungkin karena keuntungannya pun akan dirasakan sendiri oleh PT KAI," jelas Cris.

Peningkatan persinyalan ini sangat mungkin dilakukan, sebab ditambah tidak adanya masalah pembebasan lahan sehingga dapat fokus pada peningkatan persinyalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper