Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penanganan Pandemi Covid-19 Jadi Kunci Optimisme Konsumsi Masyarakat

Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, peningkatan tersebut tidak menunjukkan sentimen yang positif karena kenaikannya tipis dan masih di bawah angka 100.
Karyawan melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Pekan kedua masa pembatasan sosial berskala berskala besar (PSBB) transisi, Pemprov DKI Jakarta mulai memperbolehkan karyawan di perkantoran kembali bekerja dengan kapasitas karyawan hanya dibolehkan sebanyak 50 persen dari jumlah karyawan dalam satu ruangan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Karyawan melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Pekan kedua masa pembatasan sosial berskala berskala besar (PSBB) transisi, Pemprov DKI Jakarta mulai memperbolehkan karyawan di perkantoran kembali bekerja dengan kapasitas karyawan hanya dibolehkan sebanyak 50 persen dari jumlah karyawan dalam satu ruangan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom menilai indeks keyakinan konsumen pada Juli 2020 masih berada pada level yang pesimis kendati telah mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya. Bank Indonesia mencatat, indeks keyakinan konsumen (IKK) meningkat dari 83,8 pada Juni 2020 menjadi 86,2 pada Juli 2020.

Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, peningkatan tersebut tidak menunjukkan sentimen yang positif karena kenaikannya tipis dan masih di bawah angka 100.

"Masih butuh waktu untuk mencapai IKK di atas 100 atau konsumen kembali optimis," katanya kepada Bisnis, Kamis (6/8/2020).

Bhima menjelaskan, pada akhir Juli 2020 data Google Mobility Index menunjukkan mobilitas masyarakat baik secara nasional maupun di Jakarta menuju pada level yang negatif.

Data tersebut menunjukkan pada akhir Juli hingga Agustus masyarakat banyak yang kembali beraktivitas di rumah. Hal ini dipengaruhi oleh kasus baru Covid-19 yang terus mengalami kenaikan, bahkan menembus 100.000 dan melampaui kasus positif di China.

"Kemudian IKK surveinya sebelum ada pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 yang minus 5,32 persen yoy. Ini pasti akan berpengaruh juga terhadap ekspektasi konsumen," katanya.

Meski IKK menunjukkan perbaikan pada Juli 2020, Bhima memperkirakan IKK bisa kembali menurun hingga mencapai level 70 pada Agustus 2020. Oleh karena itu, imbuhnya, stabilitas kelas menengah ke atas perlu dijaga, penanganan Covid-19 harus lebih serius, dan stimulus kesehatan harus dicairkan secara cepat.

Di samping itu, untuk masyarakat kelas menengah ke bawah yang membutuhkan bansos, juga harus disalurkan lebih cepat, termasuk subsidi gaji bagi pekerja yang pendapatannya di bawah Rp5 juta juga bisa ditambah.

Dampak dari bantuan langsung tunai, menurutnya, jauh lebih berdampak pada daya beli sehingga bantuan ini perlu diperbesar dan diperluas untuk meredam pelemahan IKK untuk beberapa bulan ke depan.

Terpisah, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan peningkatan IKK pada Juli 2020 tidak terlepas dari beragam insentif yang akan dikeluarkan bulan lalu.

Apalagi realisasi anggaran untuk bantuan sosial pada program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sudah cukup tinggi hingga Juli lalu. Menurutnya, dana perlindungan sosial ini penting untuk mendorong daya beli masyarakat, hal ini yang kemudian mempegaruhi persepsi postitif masyarakat.

Meski demikian, dia mengatakan peningkatan IKK tersebut sebenarnya masih dalam level yang pesimis karena persepsi positif tersebut sebagian besar berasal dari masyarakat kelas menengah ke bawah. Pasalnya, kelas menengah ke atas memiliki pilihan untuk membatasi aktivitas konsumsinya selama pandemi ini masih berada dalam tren yang meningkat.

"Masyarakat kelas bawah menjadi sasaran dari bantuan perlindungan sosial pemerintah. Sementara kelas konsumen menengah ke atas, persepsinya tidak tergantung pada bantuan pemerintah, namun kepada isu lain seperti penanganan kesehatan dan kasus Covid-19," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper