Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat PSBB, Metland(MTLA) Kehilangan 30 Persen Recurring Income

Pendapatan berkurang karena Metland menutup sebagian aset hotel sedangkan hotel yang masih buka mencatat okupansi yang rendah.
Jajaran komisaris dan jajaran direksi PT Metropolitan Land Tbk. berpose usai rapat umum pemegang saham tahunan 2019, Kamis (6/8/2020)./metland
Jajaran komisaris dan jajaran direksi PT Metropolitan Land Tbk. berpose usai rapat umum pemegang saham tahunan 2019, Kamis (6/8/2020)./metland

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi virus corona menghambat upaya PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) untuk meraup penerimaan dari segmen pendapatan berulang (recurring income).

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Metropolitan Land Olivia Surodjo mengatakan, penerimaan perusahaan dari segmen pendapatan berulang (recurring income) terdampak pandemi virus corona yang sedang terjadi. Kebijakan seperti Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB) membuat upaya meraih pendapatan dari segmen ini cukup terhambat.

"Kami perkirakan penurunan pendapatan dari segmen ini mencapai 30 persen," katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (6/8/2020).

Dia menjelaskan, perusahaan harus menutup pusat-pusat perbelanjaan yang dimiliki selama 2,5 bulan. Saat ini, perusahaan telah membuka kembali pusat perbelanjaan dengan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. 

Selain itu, MTLA juga harus menutup Hotel Horison Ultima Seminyak hingga saat ini. Sementara, hotel-hotel milik MTLA di wilayah lain masih beroperasi walaupun dengan tingkat okupansi yang rendah.

Menurut laman resmi perusahaan, MTLA memiliki sejumlah pusat perbelanjaan dan hotel dalam portofolionya. Beberapa pusat perbelanjaan yang ada diantaranya adalah Metropolitan Mall di Bekasi dan Cileungsi, Grand Metropolitan di Bekasi, Hotel Horison Ultima di Bekasi, dan @Hom Hotel yang berada di Tambun.

Pada semester I/2020, MTLA mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 58,05 persen seiring dengan kontraksi pendapatan perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, MTLA  mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk senilai Rp88,29 miliar. Perolehan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan semester I/2019 senilai Rp210,47 miliar.

Kontraksi laba bersih itu sejalan dengan menurunnya pendapatan perusahaan yang pada paruh pertama tahun 2020 tercatat sebesar Rp390,25 miliar. Perolehan ini lebih rendah 34,74 persen dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun 2019 senilai Rp598,04 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper