Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDB Indonesia Masuk Zona Merah, Konsumsi Rumah Tangga Minus 5,51 Persen

Komponen konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi kecuali komponen perumahan dan perlengkapan rumah tangga dan kesehatan dan pendidikan.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) saat mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/3/2020). KTT tersebut membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan COVID-19. Biro Pers dan Media Istana
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) saat mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/3/2020). KTT tersebut membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan COVID-19. Biro Pers dan Media Istana

Bisnis.com, JAKARTA - Struktur produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal II/2020 menurut pengeluaran mengalami perubahan signifikan.

Kepala BPS Suhariyanto menegaskan seluruh komponen pengeluaran mengalami kontraksi pada kuartal kedua kali ini.

Dari catatan BPS, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia, tumbuh negatif 5,51 persen.

"Komponen konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi kecuali komponen perumahan dan perlengkapan rumah tangga dan kesehatan dan pendidikan," ujar Suhariyanto.

Perumahan dan perlengkapan rumah tangga tumbuh postif 2,36 persen pada kuartal II/2020, diikuti oleh kesehatan dan pendidikan sebesar 2,02 persen.

"Untuk kesehatan bisa ditunjukan oleh klaim bruto BPJS kesehatan," ungkapnya.

Kontraksi terdalam ditunjukkan oleh komponen transportasi dan komunikasi sebesar -15,33 persen. Hal ini dipicu oleh penurunan jumlah angkutan penumpang angkutan kereta, kapal laut dan angkutan udara.

Posisi PK-RT diikuti oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto(PMTB) tumbuh minus 8,61 persen, kemudian komponen ekspor barang dan jasa minus 11,66 persen.

Menurut BPS, seluruh komponen PMTB mengalami kontraksi cukup dalam. Kontraksi tertinggi dialami oleh kendaraan sebesar 34,12 persen dan peralatan lainnya 26,09 persen.

"Komponen kendaraan karena ada penurunan di sepeda motor dan mobil."

Komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) mengalami kontraksi sebesar 6,9 persen dipicu oleh kontraksi belanja barng dan jasa.

"Banyak sekali penundaan dan pembatalan K/L karena pandemi Covid-19 yang tidak memungkinkan kegiatan tersebut," ujarnya.

Selain itu, realisasi belanja pegawai juga mengalami penurunan karena eselon 1 dan 2 tidak mendapatkan THR pada Lebaran tahun ini.

Sementara itu, ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi sebesar 11,66 persen. Impor barang dan jasa terkontraksi lebih dalam sebsar 16,96 dipicu oleh turunnya impor jasa sebesar 41,36 persen.

Adapun, komponen pengeluaran konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) terkontraksi sebesar -7,76 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper