Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setruman Insentif Tarif Listrik di Sektor Padat Karya Ditanggapi Beragam

Seperti diketahui, PLN telah menyiapkan mekanisme pemberian stimulus TTL dari pemerintah berupa pembebasan rekening mininum bagi pelanggan sosial, bisnis, dan industri dengan daya dimulai dari 1.300 VA ke atas.
Pedagang menata kain tekstil di pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan
Pedagang menata kain tekstil di pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan

Bisnis.com, JAKARTA - Industri padat karya memiliki pandangan yang beragam mengenai stimulus tarif tenaga listrik (TTL) yang menghilangkan minimum pemakaian 40 jam nyala.

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Asprisindo) menyatakan stimulus TTL akan sangat membantu arus kas pabrikan yang saat ini menghentikan proses produksi. Adapun, utilitas industri sepatu pada akhri semester I/2020 berada di level 32 persen.

"Kalau perusahaan yang stop operasi [produksi] ada sekitar 19 persen dari jumlah perusahaan alas kaki nasional," ujar Direktur Eksekutif Asprisindo Firman Bakrie, Senin (3/8/2020).

Firman belum menghitung potensi rata-rata nilai penghematan yang terjadi akibat stimulus TTL, tapi stimulus tersebut dapat membantu pabrikan untuk bersiap menghadapi pasar akhir tahun.

Berdasarkan keterangan asosiasi, industri alas kaki memiliki tiga puncak penjualan, yakni pasar Lebaran, pasar masuk sekolah, dan pasar akhir tahun. Walaupun tidak sebesar pasar Lebaran, Firman menyatakan penjualan sepatu pada akhir tahun lebih besar dari bulan-bulan biasa.

Oleh karena itu, Firman menilai stimulus TTL penting untuk meringankan bebang arus kas pabrikan dalam menghadapi pasar akhir tahun. Adapun, pabrikan alas kaki akan memulai produkis untuk menyambut pasar akhir tahun sekitar akhir kuartal III/2020.

Maka dari itu, petunjuk teknis stimulus penjaminan modal kerja saat ini ditunggu oleh banyak pabrikan alas kaki. "[Agar] ketika order sudah masiuk [pada September 2020] walaupun sedikit, sudah ada modal untuk bekerja," ucap Firman.

Di sisi lain, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai pemberian stimulus TTL sudah telat. Akan tetapi, asosiasi memandang stimulus tersebut akan bermanfaat jika waktu berlaku bagi industri tekstil ditarik ke akhir kuartal I/2020.

Dengan kata lain, stimulus TTL akan bermanfaat banyak bagi industri tekstil jika masa peniadaan minimum pakai 40 jam nyala berlangusng selama Maret-Agustus 2020. Adapun, stimulus TTL yang diajukan akan menghilangkan ketentuan minimum pakai selama Juli-Desember 2020.

"Kalau berlaku sekarang, sudah banyak [pabrikan] yang melewati 40 jam nyala. [Stimulus ini] memang telat, kecuali berlaku reimburse," ujar Sekretaris Jenderal API Rizal Rakhman kepada Bisnis.

Rizal berujar stimulus tersebut dibutuhkan saat rata-rata utilitas industri tekstil dan produk tektsil (TPT) berada di bawah 20 persen. Pasalnya, utilitas per pabrikan pada saat itu berada di kisaran 10 persen atau hanya bisa menyalakan sekitar 40 jam per bulan.

"Sekarang rata-rata [utilitas industri TPT] 50 persen," ucapnya.

Seperti diketahui, PLN telah menyiapkan mekanisme pemberian stimulus TTL dari pemerintah berupa pembebasan rekening mininum bagi pelanggan sosial, bisnis, dan industri dengan daya dimulai dari 1.300 VA ke atas. Jika pemakaian pelanggan di bawah kWh minimum, pelanggan cukup membayar sesuai pemakaian kWh-nya.

Adapun selisih dari jam nyala minimum terhadap realisasi pemakaian serta biaya beban dibayar pemerintah. Stimulus ini berlaku selama Juli-Desember 2020.

Pelanggan PLN yang menerima stimulus terbaru tersebut diperkirakan 1,26 juta pelanggan, terdiri atas pelanggan sosial 661.000 pelanggan, pelanggan bisnis 566.000 pelanggan, dan industri lebih dari 29.000 pelanggan. Kebutuhan dana stimulus tersebut Rp 3,07

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper