Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

New Normal, Pengusaha Pelabuhan Mesti Pandai "Tarik Ulur"

Pengusaha pelabuhan dinilai harus pandai tarik ulur bantuan kepada pengguna jasanya agar bisa tetap bertahan dan mempertahankan level pelayanan pada masa new normal.
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola pelabuhan mesti pintar-pintar tarik ulur membantu pengguna jasa pada kuartal III/2020 karena bisa menjadi titik krusial penentu kebangkitan ekonomi Indonesia.

Ketua Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) Aulia Febri mengatakan pandemi virus Covid-19 tidak menghantam usaha pelabuhan secara keseluruhan, karena hanya sektor tertentu yang terimbas negatif. Adapun, pada kuartal III/2020 ini menjadi tolak ukur dalam mempertahankan perekonomian Indonesia, ketika berhasil maka industri kepelabuhanan pun akan turut melesat.

Di tengah kondisi ini terangnya, pelaku usaha terutama kepelabuhanan perlu tetap konsisten menjaga dan mempertahankan level pelayanannya, supaya tidak turun.

"Pastinya menjaga konsistensi bisnis dengan mempertahankan service level, pandemi, protokol kesehatan harus ketat. Jangan sampai pelabuhan ditutup karena ada yang terpapar di sana," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (23/7/2020).

Selain itu, dia menegaskan badan usaha pelabuhan (BUP) mesti tetap menjaga tingkat pelayanannya dan mempertahankan bisnisnya. Di sisi lain, pengguna jasa pelabuhan di tengah pandemi begini pasti meminta relaksasi baik berupa pengurangan biaya maupun pengunduran biaya.

Menurutnya, hal tersebut bergantung operator pelabuhan untuk bersedia membantu meringankan beban atau tidak. Namun, apabila terlalu membantu bisa menjadi bumerang ke diri sendiri.

Dia berpendapat setelah kuartal III/2020 terlewati dengan baik, kuartal IV/2020 akan menjadi titik balik pertumbuhan. Sementara, ketika pengelolaannya buruk, dampak negatif akan terus berlanjut hingga 2021.

"Kalau bisa mempertahankan kondisi ekonomi, pelaku usaha bisa lewati aman selamat, meski terjadi penurunan tidak akan berdampak sangat parah. Dibandingkan dengan kuartal III/2019 mungkin turun, pasti turun," jelasnya.

Pihaknya menyebut dari segi pertumbuhan pun akan terjadi kontraksi dari kuartal II/2020 ke kuartal III/2020. Namun, dengan adanya kebijakan new normal, masyarakat beraktivitas dan tetap menjaga protokol kesehatan ekonomi akan menjadi lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper