Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Sektor Logistik Mesti Ambil Peluang dari Resesi Singapura

Dengan adanya pusat logistik berikat, bahan baku atau raw material yang selama ini harus disimpan di gudang Singapura atau Malaysia, sekarang bisa langsung ke Indonesia.
Petugas keamanan berjaga di salah satu Pusat Logistik Berikat (PLB) di Indonesia di Kawasan Industri Krida Bahari, Cakung, Jakarta Utara, Kamis (10/3/2016)./Antara-Widodo S. Jusuf
Petugas keamanan berjaga di salah satu Pusat Logistik Berikat (PLB) di Indonesia di Kawasan Industri Krida Bahari, Cakung, Jakarta Utara, Kamis (10/3/2016)./Antara-Widodo S. Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Kawasan Industri Indonesia menilai resesi ekonomi yang terjadi di Singapura dinilai dapat memberi peluang bagi perkembangan industri logistik nasional.

Ketua Umum HKI yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar menjelaskan bahwa Singapura sebagai negara yang mengandalkan jasa seperti logistik, resesi ekonominya bisa dimanfaatkan oleh pebisnis dalam negeri.

"Tadinya mungkin sistem pengapalan atau perdagangan di Singapura itu kan menjadi hub di Asean, pada saat resesi ini kami harap itu bisa langsung masuk ke Indonesia karena kita punya pusat logistik berikat atau PLB [pusat logistik berikat]," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (22/7/2020).

Menurutnya, dengan adanya PLB ini, bahan baku atau raw material yang selama ini harus disimpan di gudang Singapura atau Malaysia, sekarang bisa langsung ke Indonesia karena setiap barang yang masuk ke PLB, tidak akan dikenakan bea masuk oleh pemerintah selama belum keluar dari kawasan tersebut.

Ekonomi Singapura mengalami resesi pada kuartal II/2020, setelah produk domestik bruto negara tersebut mengalami kontraksi sebesar 41,2 persen secara kuartalan atau tumbuh -12,6 persen seara tahunan.

Penurunan keluaran (output) terbesar terjadi di sektor konstruksi, yang turun 95,6 persen secara jurtalan dan tumbuh -54,7 persen secara tahunan.

Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor Indonesia ke Singapura meningkat US$137,3 juta atau 29,27 persen dari US$468,7 juta pada Mei 2020 menjadi US$606 juta pada Juni 2020.

Secara akumulasi, nilai ekspor mencapai US$4,6 miliar atau 6,36 persen dari total ekspor Indonesia ke seluruh negara pada Januari—Juni 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper