Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BKPM: 143 Perusahaan Asing Ingin Relokasi ke Indonesia, 1 Sudah 'Pecah Telur'

Dari jumlah tersebut 57 merupakan perusahaan AS, 39 perusahaan Taiwan, 25 perusahaan Korea Selatan, 21 perusahaan Jepang dan perusahaan Hong Kong. Satu yang pecah telur adalah PT Meiloon Technology Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (tengah) menggandeng perusahaan asal Korea Selatan untuk membangun kilang minyak di Dumai, Riau. Istimewan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (tengah) menggandeng perusahaan asal Korea Selatan untuk membangun kilang minyak di Dumai, Riau. Istimewan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengklaim sebanyak 143 perusahaan akan melakukan relokasi investasi ke Indonesia.

Direktur Pengembangan Promosi Investasi BKPM Alma Karma menuturkan dari jumlah tersebut 57 merupakan perusahaan AS, 39 perusahaan Taiwan, 25 perusahaan Korea Selatan, 21 perusahaan Jepang dan perusahaan Hong Kong.

"Dari jumlah tersebut, ada 7 perusahaan yang sudah pasti melakukan relokasi atau diversifikasi ke Indonesia," ungkap Alma dalam KTT Indef, Selasa (21/7/2020).

Adapun, nilai investasi yang direncanakan mencapai US$850 juta dengan potensi penyerapan tenaga kerja 30.000 pekerja.

Sementara itu, sebanyak 17 perusahaan memiliki intensi untuk merelokasi atau mendiversifikasi ke Indonesia dengan potensi nilai investasi US$37.000 juta dan potensi serapan tenaga kerja sebanyak 112.000 pekerja. Sisanya, sebanyak 119 masih tercatat sebagai perusahaan yang berpotensi.

Namun, potensinya cukup besar baik secara nilai dan potensi penyerapan tenaga kerja, yakni masing-masing US$41.392 juta dan 162.000 pekerja. Dari 7 perusahaan yang telah pasti tersebut, satu di antaranya telah berhasil melakukan groundbreaking.

PT Meiloon Technology Indonesia akan groundbreaking hari ini, Selasa (21/7/2020). Seremoni ini dihadiri oleh Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper