Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Dagang Juni Surplus, Defisit Transaksi Berjalan 2020 Diproyeksi Rendah

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Juni 2020 mengalami surplus sebesar US$1,27 miliar, yang dipicu oleh ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor.
Pekerja melakukan aktifitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja melakukan aktifitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Transaksi defisit berjalan (current account defisit/CAD) hingga akhir tahun 2020 diperkirakan akan relatif rendah, sejalan dengan neraca dagang Indonesia yang mencatatkan surplus hingga Juni 2020.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Juni 2020 mengalami surplus sebesar US$1,27 miliar, yang dipicu oleh ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor. Perdagangan barang dagangan Indonesia untuk bulan Juni 2020 membukukan surplus yang layak USD1,3 miliar vs USD2,1 miliar surplus pada Mei 2020.

Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana mengatakan kinerja ekspor pada Juni 2020 mengejutkan karena berhasil tercatat positif 2,3% secara year-on-year (yoy). Kinerja ekspor ini sebagian besar didorong oleh komoditas pertanian, misalnya kopi dan mesin-mesin pabrikan yang mencakup pencahayaan LED.

Di samping itu, Wisnu mengatakan impor juga mulai kembali pulih. Per Juni 2020 impor tercatat turun -6,4% yoy, tidak sedalam Mei 2020 yang tercatat -42,2%.

Oleh karena itu, dia memperkirakan CAD pada kuartal II/2020 akan ada di kisaran 1,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). "Masih relatif rendah dibandingkan era sebelum Covid-19," katanya, Rabu (15/7/2020).

Meski demikian, menurut Wisnu, beberapa faktor perlu dipertimbangkan otoritas moneter sebelum melakukan pelonggaran moneter, di antaranya tren kenaikan inflasi global, indikator utama untuk kuartal III/2020, serta depresiasi musiman rupiah setiap bulan Agustus.

"Kami anjurkan agar kebijakan suku bunga tetap sama Kamis ini [16 Juli 2020]," ujarnya.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memprediksi ke depan impor akan tetap berjalan lambat dibandingkan ekspor, dikarenakan penghentian kegiatan investasi dan produksi di tengah pandemi Covid-19.

"[Perlambatan impor] ini dapat memperkecil CAD. Kami perkirakan CAD 2020 sebesar -1,81% dari PDB," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper