Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukit Asam (PTBA) Masih Pertahankan Rencana Produksi 2020

Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie C mengatakan bahwa tren penurunan harga memberi tekanan ke perseroan. Terlebih dengan adanya dampak pandemi Covid-19, membuat konsumsi energi menurun sehingga permintaan batubara turut terdampak.
PTBA. /Bisnis.com
PTBA. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) belum berniat merevisi rencana produksi tambang batubaranya di tengah tekanan penurunan harga dan permintaan.

Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie C mengatakan bahwa tren penurunan harga memberi tekanan ke perseroan. Terlebih dengan adanya dampak pandemi Covid-19, membuat konsumsi energi menurun sehingga permintaan batu bara turut terdampak.

Namun demikian, hingga saat ini perseroan belum melakukan perubahan terhadap rencana produksinya.

"Sampai dengan saat ini kami belum ajukan perubahan (RKAP). Kami masih mengacu pada rencana produksi awal," ujar Apollonius dalam virtual press meeting, Selasa (14/7/2020).

Apollonius tak menampik bahwa potensi untuk menurunkan target produksi tetap ada di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian ini. Keputusan menurunkan produksi akan dikaji dan menyesuaikan dengan perkembangan kondisi pasar.

Dia pun berharap harga batu bara dapat membaik di semester kedua ini.

"Kalau harga semakin turun, strateginya bagaimana menyesuaikan permintaan pasar. Potensi (produksi) turun tentu ada. Tapi kami lihat pasar ke depan," katanya.

Dalam menghadapi tren penurunan harga batubara, perseroan terus berupaya melakukan efisiensi di setiap lini bisnis perseroan.

Adapun hingga kuartal I/2020, produksi batubara PTBA mencapai 5,5 juta ton atau turun 2,8 persen dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Apollonius menuturkan bahwa penurunan tersebut lebih disebabkan oleh kondisi curah hujan yang cukup tinggi di wilayah tambang perseroan di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.

Sementara itu, menurut catatan Bisnis, PTBA memiliki target produksi batubara sebesar 30,3 juta ton sepanjang tahun ini atau naik 4 persen dari realisasi tahun lalu yang sebesar 29,1 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper