Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tuntaskan Tol Trans Sumatra, Hutama Karya Masih Butuh Rp386 Triliun

Direktur Keuangan Hutama Karya Hilda Savitri menjelaskan total dana yang dibutuhkan membangun Jalan Tol Trans Sumatra adalah senilai Rp476 triliun.
Gerbang Tol Blang Bintang. PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) terus berupaya menjalankan mandat pemerintah untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.765 km. /Hutama Karyann
Gerbang Tol Blang Bintang. PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) terus berupaya menjalankan mandat pemerintah untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.765 km. /Hutama Karyann

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Hutama Karya (Persero) menyatakan masih membutuhkan dana senilai Rp386 triliun, untuk menuntaskan proyek Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).

Direktur Keuangan Hutama Karya Hilda Savitri menjelaskan total dana yang dibutuhkan membangun Jalan Tol Trans Sumatra adalah senilai Rp476 triliun.

"Saat ini yang sudah dipenuhi baru Rp90 triliun, yaitu dari ekuitas Rp55 triliun dan pinjaman atau bond Rp35 triliun, sedangkan sisanya kami masih membutuhkan Rp386 triliun lagi," ujarnya Sabtu (11/7/2020).

Berdasarkan Perpres 117/2015, perseroan mendapatkan tugas dari pemerintah untuk membangun JTTS sepanjang 2.769 kilometer.

Hampir 5 tahun berjalan, saat ini Hutama Karya sudah membangun dan mengoperasikan tol Sumatra sepanjang 364 kilometer, yaitu pada ruas Medan-Binjai 17 kilometer, Bakauheni-Terbanggi Besar 140 kilometer, Palembang-Indralaya 22 kilometer, Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung 185 kilometer.

Kemudian yang sedang dalam masa konstruksi sepanjang 771 kilometer, dengan dua ruas yang segera beroperasi yaitu Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilometer, dan Sigli-Banda Aceh sepanjang 73 kilometer, tepatnya di seksi IV sepanjang 13,5 kilometer.

Sementara itu, ada juga ruas persiapan konstruksi sepanjang 319 kilometer, dan sisanya ruas belum perjanjian pengusahaan jalan tol atau PPJT, sepanjang 1.311 kilometer.

Dia mengakui salah satu kendala utama pengerjaan proyek ini adalah tidak layak secara perhitungan keekonomian.

Salah satu indikatornya adalah volume trafik pengguna tol ini, dari data perseroan hanya sekitar 10.000 - 11.000 kendaraan, di mana kondisi tersebut jauh di bawah standar minimal yaitu sebanyak 25.000 kendaraan.

Oleh karena itu, Hutama Karya membutuhkan dukungan pemerintah guna bisa mendapatkan pendanaan pembangunan proyek JTTS, berupa penjaminan.

"Hutama Karya sangat membutuhkan dukungan pemerintah karena proyek ini sangat tidak feasible, supaya bisa jalan [pendanaannya]," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper