Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sharp Klaim Serapan Kuartal II/2020 Tumbuh Hampir Dua Kali Lipat  

Sharp mendata produksi kulkas, mesin cuci, dan TV berturut-turun anjlok 20 persen selama April—Mei.
Pabrik Pusat Sharp Electronics Indonesia - Karawang. Istimewa/Sharp
Pabrik Pusat Sharp Electronics Indonesia - Karawang. Istimewa/Sharp

 Bisnis.com, JAKARTA — PT Sharp Electronics Indonesia menyatakan membukukan pertumbuhan produksi pada kuartal kedua 2020.

Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) sebelumnya mendata utilitas industri elektronika pada kuartal II/2020 merosot sebesar 30—60 persen dari posisi kuartal I/2020 karena rendahnya permintaan pasar. Namun, PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) membukukan kenaikan serapan di pasar sekitar 90 persen pada kuartal II/2020 secara tahunan.

"Di Sharp sendiri [penurunan utilitas] hanya 20 persen, itu pun hanya pada April—Mei. Pada Juni, kami growth dibanding [dengan periode yang sama] tahun lalu dan lebih besar [pertumbuhannya] dibanding tahun lalu," kata National Sales Senior General Manager SEID Andry Adi Utomo dalam konferensi pers jarak jauh, Rabu (8/7/2020).

SEID mendata produksi kulkas, mesin cuci dan TV berturut-turun anjlok 20 persen selama April—Mei. Serapan produk elektronika besar di pasar domestik pun anjlok selama April—Mei 2020 pun membuat perseoran terdampak.

SEID mencatat kontraksi terbesar terjadi pada pasar AC pada April 2020 atau sebesar 22 persen. Peringkat tersebut diikuti oleh penurunan pasar TV LED hinga 17 persen dan kulkas sebesar 9,7 persen pada April 2020.

Namun, kemudian tercatat produksi dan serapan produk-produk tersebut kembali tumbuh secara tahunan pada Juni 2020. SEID membukukan pertumbuhan produk kulkas tumbuh 30 persen, mesin cuci tumbuh 20 persen, dan TV tumbuh 40 persen.

Adapun, penjualan tertinggi pada kuartal II/2020 terjadi pada produk elektronik besar seperti pendingin ruangan (AC), LED TV, dan mesin cuci.

Penjualan perseroan pada Juni 2020 tumbuh hingga 120 persen secara tahunan.

Andry menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh realisasi yang rendah pada Juni 2019 lantaran libur Lebaran dan musim masuk sekolah.

Menurutnya, peningkatan pada Juni 2020 juga disebabkan oleh majunya pasar lebaran ke Mei 2020.

Andry menyampaikan pihaknya akan menjaga momentum pertumbuhan  produksi dan serapan tersebut hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper