Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenhub Akui Maskapai Masih Butuh Stimulus

Kemenhub mengakui sejumlah maskapai nasional masih membutuhkan stimulus dan dukungan untuk bisa mempertahankan bisnis saat pandemi Covid-19.
Sejumlah pesawat terpakir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Sejumlah pesawat terpakir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat sejumlah maskapai masih mengharapkan stimulus dan dukungan lebih jauh dalam pemulihan industri penerbangan dan pariwisata.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto menyampaikan sejumlah bentuk dukungan yang dapat diberikan kepada operator angkutan udara diantaranya dengan memanfaatkan stimulus insentif pariwisata yang sebelumnya telah direncanakan dalam bentuk diskon tarif tiket pesawat.

Namun, pada prakteknya stimulus tersebut belum sempat diberikan akibat pandemi dan pembatasan perjalanan yang dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya, kata Novie, dengan pembiayaan parkir pesawat yang tidak beroperasi karena penyebaran Covid-19.

“Selain itu juga adanya pembiayaan rapid test ke calon penumpang pesawat udara, dan perubahan sementara sistem deposit avtur menjadi sistem kuota,” jelasnya dalam rapat bersama Komisi X DPR, Selasa (7/7/2020).

Novie melanjutkan, sejauh ini kemenhub telah merealisasikan sejumlah kemudahan bagi maskapai untuk tetap memanfaatkan operasional. Salah satunya, kata dia, penyediaan sistem operasional antara lain pengangkutan kargo menggunakan pesawat penumpang. Selanjutnya peningkatan pembatasan daya angkut penumpang atau load factor menjadi 70 persen.

Kemudian pemberian pelayanan sementara lisensi personil serta perawatan dan pengoperasionalan pesawat udara. Selanjutnya pemberian relaksasi PNBP hingga stimulus relaksasi pajak penghasilan (Pph) pasal 21, 23, 25 tentang insentif pajak wajib pajak terdampak Covid-19.

Novie menjelaskan saat ini progres pertumbuhan penumpang menggembirakan sejak Awal Juni 2020. Menurutnya jika pada awalnya hanya terdapat 140 pergerakan. Saat ini sudah di atas 300 pergerakan atau sudah mencapai 30 persen lebih.

Tak hanya itu, imbuhnya, yang akan menambah optimisme tersebut adalah sektor logistik setelah penumpang menjadi satu dengan logistik.

Namun untuk menuju pemulihan sejumlah hal masih harus dilaksanakan dengan ketat, diantaranya mengontrol protokol kesehatan sebagaimana tercantum tegas dalam surat edaran. Komunikasi, harus tetap dilakukan dengan operator bandara, maskapai dan navigasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper