Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Fokus Pulihkan Wisata Dalam Negeri

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk fokus menggarap wisatawan domestik untuk mempercepat pemulihan pariwisata dalam negeri.
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menyatakan akan berfokus untuk mempercepat pemulihan pariwisata dalam negeri dengan menggaet wisatawan lokal.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra memberikan contoh bahwa saat ini jumlah penumpang penerbangan tujuan Bali mengalami penurunan signifikan.  

Menurutnya, alasan penurunan berkorelasi dengan ketatnya peraturan yang masih diberlakukan pemerintah provinsi Bali, seperti kewajiban memiliki dokumen bebas Covid-19 berbasiskan tes polymerase chain reaction (PCR) bagi pendatang.

“Sebelum pandemi Covid-19 [merebak], kami melayani penerbangan sampai 16 penerbangan ke Denpasar, almost fully booked [akomodasi penuh]. [Namun], hari ini hanya satu dan isinya hanya 15--20 orang saja," jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi X DPR RI, Selasa (7/7/2020).

Untuk mengatasi itu, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) untuk memberikan lebih banyak relaksasi agar para wisatawan bisa diizinkan masuk ke daerah tersebut.

"Hari ini memang kami kerja sama dengan para pemda untuk memberikan lebih banyak relaksasi untuk masuk ke daerahnya mereka masing-masing," ujarnya.

Melihat salah satu fenomena ini, Garuda fokus mengoperasikan penerbangan ke destinasi wisata dalam negeri.

"Apabila nanti daerah pariwisata kembali dibuka, maka kita akan fokuskan untuk wisatawan lokal dulu. Karena ini dapat mendukung pemulihan pariwisata nasional kita," ujarnya.

Adapun, Irfan juga menyebutkan bahwa untuk mendukung wisatawan lokal untuk kembali berpergian menggunakan pesawat harus dibarengi dengan membangun kembali kepercayaan masyarakat.

"Maka dari itu kami tentunya fokus untuk menjaga penumpang pesawat tetap sehat, baik sebelum masuk pesawat, di dalam pesawat, dan saat meninggalkan pesawat. Agar masyarakat nyaman untuk terbang lagi," jelasnya.

Selain itu, alasan lain dia menyatakan bahwa pariwisata dalam negeri menjadi tujuan utama adalah karena potensi dari wisatawan mancanegara untuk hadir ke Tanah Air, masih belum terlihat hilalnya.

Dia memaparkan bahwa melihat grafik kunjungan wisatawan pada 2019 terdapat lima negara yang paling besar persentasenya mengunjungi Indonesia, yaitu Malaysia, Singapura, Australia, Jepang dan China. Tetapi, adanya pembatasan perjalanan karena pandemi Covid-19 membuat kelima negara ini hampir tidak ada yang masuk lagi ke Indonesia.

"Seperti Australia, yang melarang warganya untuk berpergian hingga akhir 2020. Maka kita tidak bisa berharap ada warga Australia masuk Indonesia," tuturnya.

Lebih lanjut, Irfan juga melihat bahwa di tengah kondisi Covid-19, pesawat hanya diisi oleh mereka yang memang harus berpergian. Dia mengungkapkan bahwa ada tiga tipe masyarakat yang menggunakan pesawat untuk berpergian.

"Ada tiga tipe penumpang yang naik pesawat Garuda. Pertama dia memang harus terbang, urusan kewajiban kantor, dinas. Kedua mereka yang keperluannya sosialisasi. Ketiga mereka yang keperluannya berlibur. Hari ini yang terbang adalah yang memang harus terbang," ujarnya.

Saat ini, dia mengklaim bahwa masyarakat yang terbang kalsifikasinya adalah yang harus terbang, dua kategori lainnya belum mau terbang karena masih khawatir sehingga untuk mendukung percepatan pemulihan pariwisata harus memfokuskan dulu wisatawan lokal untuk berpergian ke destinasi wisata dalam negeri.

“Kami saat ini telah menjalin kerja sama dengan [beberapa] pihak terkait untuk memberikan berbagai promosi penerbangan ke destinasi wisata. Kita harus mengantisipasi, jangan sampai saat pandemi ini telah lewat, [tetapi] masyarakat banyak yang ingin ke luar negeri. Hal tersebut tidak akan membantu industri pariwisata dalam negeri," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper