Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

97 Persen Pelanggan PGN Nikmati Harga Gas US$6

PGN mengklaim jumlah pelanggan penerima manfaat harga gas US$6 per mmbtu telah mencapai 97 persen usai menandatangani side letter dengan 183 pelanggan.
Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk sedang memeriksa operasional jaringan gas rumah tangga. Istimewa/PGN
Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk sedang memeriksa operasional jaringan gas rumah tangga. Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk. atau PGN menyebutkan jumlah pelanggan penerima manfaat harga gas US$6 per mmbtu telah mencapai 97 persen.

Direktur Utama PGN Suko Hartono menjelaskan bahwa hingga saat ini pihaknya telah menandatangani side letter dengan 183 pelanggan. Adapun, jumlah itu telah mencapai 97 persen dari total jumlah pelanggan yang berhak menerima manfaat harga gas industri US$6 per mmbtu dari 7 sektor industri yang disebutkan dalam Kepmen 89.K/2020.

"Mulai Juni ini, kami telah melakukan pelaksanaan implementasi ke 7 sektor industri ini, untuk pelanggan yang telah kami salurkan dengan US$ 6 kurang lebih volumenya 154 bbtud dari volume industri yang dihulu 176 bbtud," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (6/7/2020).

Sementara itu, Suko mengungkapkan pihaknya tengah berupaya untuk menyelesaikan seluruh letter of agreement (LoA) untuk merealisasikan harga hulu US$4 per mmbtu sesuai dengan Kepmen ESDM No. 89.K/2020. Adapun, PGN telah menandatangani LoA dengan 9 dari 17 pemasok gas bumi dengan total volume dalam LoA sebesar 176 Bbtud dari total 379 Bbtud.

Secara persentase, jumlah volume yang telah disepakati tersebut baru mencapai 46 persen dari total volume, sedangkan dari total pemasok baru mencapai 53 persen.

"Penandatanganan LoA tersebut dilaksanakan antara PGN dengan Pertamina EP, demikian juga PGN dengan KKKS lain, seperti Pertamina Hulu Energi, Jambi Merang, dengan West Madura Offshore," ungkapnya.

Suko menambahkan, untuk menghidari penurunan volume, pihaknya mengusulkan kepada pemerintah untuk pemberiak relaksasi take or pay (TOP) dari produsen gas. Pasalnya, pada kondisi saat ini PGN mencatat penurunan volume niaga sebesar 17 persen dari awal tahun hingga Mei 2020 dengan volume 822 Bbtud dibandingkan dengan tahun lalu 898 Bbtud.

"Jadi take or pay yang hari ini kemungkinan terkena kepada kami bisa kami carry over di tahun 2021 di mana saat itu kami berharap pertumbuhan ekonomi telah tumbuh kembali," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper