Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Jadi Pilihan, Penjual Properti Inden Harus Berjuang Lebih Keras

Selain koreksi harga dan cara pembayaran, pengembang juga perlu memperhatikan konsep rumah yang dijual.
Pekerja sedang menyelesaikan pembangunan rumah./Bisnis
Pekerja sedang menyelesaikan pembangunan rumah./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Ketika memasuki kondisi new normal, peminat properti kembali naik. Namun, ada perubahan perilaku konsumen, di antaranya lebih memilih rumah yang sudah jadi daripada yang masih dibangun. Untuk itu, penjual properti inden disebut harus berjuang lebih keras menghadapi kondisi ini.

Senior Director Leads Property Darsono Tan membenarkan bahwa memang ada perubahan perilaku konsumen yang kini lebih memilih beli rumah jadi. Namun, hal ini harusnya sudah diantisipasi pengembang mengingat banyak properti yang belum terjual sepanjang Februari dan Maret 2020 membuat mereka mempunyai banyak stok.

“Saat ini, bisa saja pengembang untuk jual gambar, tapi ya, itu saingannya berat dengan rumah yang sudah siap huni, belum lagi mereka memberikan cara bayar ringan baik cicil lewat pengembang atau ke bank dengan konsep pre-approved KPR,” katanya kepada Bisnis, Selasa (30/6/2020).

Hal ini tentunya membuat banyak konsumen mempunyai lebih banyak pilihan dan akan cenderung membeli hunian yang sudah siap daripada hanya “membeli gambar” atau membeli properti yang belum jadi.

Sebagai strategi yang bisa dilakukan pengembang dengan properti yang belum siap huni, Darsono mengatakan bahwa selain koreksi harga dan cara pembayaran, pengembang juga perlu memperhatikan konsep rumah yang dijual.

“Kalau masih inden, tapi konsepnya beda dan bagus ya, bisa saja laku. Misalnya, yang pakai konsep smarthome, atau hunian milenial atau compact house. Akan mengalahkan dengan yang cuma punya konsep rumah tumbuh,” jelasnya.

Director and Head of Research Savills Indonesia Anton Sitorus juga mengatakan bahwa pengembang yang menjual properti inden harus berusaha lebih, minimal supaya properti yang dijual sudah siap terlebih dahulu.

“Pengembang bisa jual gambar kan kalau lagi booming, market-nya bagus, pembelinya banyak. Nah, untuk tampung pembeli sambil mengerjakan proyeknya mereka jual dulu gambarnya,” ungkapnya.

Namun, di kondisi wabah seperti ini, orang akan lebih berhati-hati terutama ketika akan mengeluarkan uang untuk membeli hunian. Di kondisi seperti ini, pengembang juga mau tidak mau harus mengikuti kondisi pasar yang ada.

“Untuk alasan keamanan, lebih cepat bisa dihuni, tentu konsumen pilih yang ready stock. Kecuali pengembang rumah inden punya cara lain, misalnya, diskon besar-besaran, tetapi saya enggak pernah dengar ada yang diskon sampai dia turunin harga,” katanya.

Adapun, pengembang yang mempunyai properti siap huni saat ini juga memberi diskon. Jadi, persaingan properit inden dengan yang sudah siap huni akan jadi makin berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper